Lebih jauh lagi, kereta api adalah transportasi massal yang ramah lingkungan. Menghidupkan kembali jalur ini berarti membantu mengurangi polusi udara dan kemacetan jalan. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, langkah ini menjadi solusi cerdas.
Menghidupkan Sejarah, Menjawab Kebutuhan
Jika kita menengok ke belakang, jalur Rangkasbitung-Labuan dibangun oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS) Belanda dengan tujuan strategi yakni memperlancar konektivitas Banten - Batavia (sekarang Jakarta pen.) dan memudahkan distribusi barang seperti garam dan ikan. Artinya, sejak awal, jalur ini memang lahir untuk kepentingan ekonomi rakyat.
Kini, lebih dari satu abad kemudian, semangat itu seolah kembali dipanggil. Rel yang dulu dibiarkan berkarat masih terbentang di sejumlah titik, seolah menunggu roda besi melintas lagi.
Masyarakat Pandeglang dan sekitarnya menaruh harapan besar. Mereka tak ingin hanya menjadi penonton ketika daerah lain menikmati jaringan transportasi modern. Mereka ingin sejajar dengan kabupaten dan kota lain di Banten, yang sudah lebih dahulu terhubung dengan kereta.
Pertanyaan besar yang tersisa adalah apakah reaktivasi jalur Rangkasbitung - Pandeglang hanya akan menjadi program pemerintah yang berjalan lambat, ataukah akan benar-benar terwujud sebagai kebutuhan masyarakat?
Nyatanya, moda transportasi kereta kini bukan lagi sekedar pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak. Warga membutuhkan ongkos murah untuk bekerja di ibu kota.Â
Mereka membutuhkan akses transportasi massal yang aman, nyaman, dan terjangkau. Jika tidak segera diwujudkan, maka ketimpangan mobilitas di Banten akan semakin terasa.
Walhasil, reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung - Pandeglang bukan sekedar menghidupkan kembali rel tua dan stasiun lama. Gagasan ini adalah upaya merangkai ulang sejarah, menghubungkan masa lalu dengan masa depan.
Lebih dari itu, reaktivasi adalah jawaban atas kebutuhan nyata masyarakat Pandeglang dan Kecamatan Warunggunung yang mendambakan transportasi murah dan terintegrasi, seperti yang sudah dinikmati wilayah lain.