Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Warisan Arsitektur Kolonialisme di Kota Pandeglang yang Masih Lestari

8 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   19:56 2670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balai Budaya Pandeglang (Dokumentasi Pribadi)

Dalam arsitektur bagian ini disebut dengan portico yakni konstruksi beratap yang diitumpu oleh kolom atau tiang sebagai ruang peralihan antara luar dan dalam. Bagian ini masih tampak terlihat asli, sama seperti deretan jendela dengan kanopinya. Namun, terdapat tambahan komponen bangunan berupa teras beratap yang posisinya menaungi portico tersebut.

Baca: ASN Harus Siap di Mana Saja

Pintu masuk utama terbuat dari pagar besi menyerupai gerbang. Pada bagian atas pintu "gerbang" ini, terdapat jendela berbentuk setengah lingkaran dengan kaca patri warna warni.

Setelah melewati pintu "gerbang", terdapat lorong sepanjang 3 meter sebagai perantara antara pintu berpagar besi tersebut dengan pintu menuju serambi belakang. Pintu ini berupa pintu dari kaca yang bila diamati dengan baik, kemungkinan dahulunya pintu ini tidak berdaun, hanya berupa pelengkungan saja.

Bangunan berciri kolonial ini masih dipergunakan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hingga tahun 1990-an. Setelahnya, gedung ini dipergunakan sebagai Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pandeglang. Kemudian, Eks Rumah Sakit Kewedanaan Pandeglang itu difungsikan sebagai Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang sampai sekarang.

Baca: Akreditasi Puskesmas, Kebutuhan ataukah Nambah Pekerjaan?

Menara Air "Water Toren" Pandeglang 1884

Menara Air Pandeglang (Dokumentasi Pribadi)
Menara Air Pandeglang (Dokumentasi Pribadi)

Menara air "Water Toren" terletak di sebelah barat daya eks Rumah Sakit Kewedanaan Pandeglang, tepatnya di Jalan Masjid Agung Kampung Kebon Cau Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang.

Secara arsitektur Menara Air Pandeglang ini dipengaruhi gaya bangunan Eropa yang keberadaannya masih tegak kokoh hingga saat ini.

Menara air dengan tinggi sekitar 25 m ini dibangun pada tahun 1884, terdiri dari dua bagian. Bangunan bagian bawah terbuat dari batu kali yang disusun sedemikian rupa, terdapat pintu masuk yang memiliki lengkung sempurna. Bagian atas berbentuk silindrik terbuat dari semen, yang digunakan sebagai penampungan air.

Tinggi bangunan bagian bawah Menara air terbuat dari batu kali yang disusun sedemikian rupa.

Terdapat sebuah pintu masuk yang berada pada sisi barat daya, dengan dua buah daun pintu berpanil kayu, dan pada bagian atasnya terdapat 'bouvenlicht' berupa panil-panil kaca dengan bagian atasnya berbentuk lengkung sempurna (setengah lingkaran). Pintu ini dulunya merupakan akses untuk memasuki ruang mesin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun