Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Warisan Arsitektur Kolonialisme di Kota Pandeglang yang Masih Lestari

8 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   19:56 2672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balai Budaya Pandeglang (Dokumentasi Pribadi)

Sejak pertama didirikan sekira tahun 1847/1848, fungsi Pendopo Pandeglang masih sama seperti sejak pertama kali dibangun, yakni sebagai tempat pertemuan. Letaknya bersebelahan dengan rumah dinas bagi para Bupati yang memerintah Kabupaten Pandeglang.

Bentuk bangunan pendopo berupa aula besar, yang ditutupi oleh dinding dengan jendela berbahan kayu, dengan kombinasi kaca. Denah bangunan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20 x 20 m.

Kondisi sekarang seluruh tiang telah dicat dan ditinggikan bersamaan dengan pemasangan lantai baru. Lantai saat ini menggunakan bahan marmer berukuran 30 x 30 cm.

Di sisi utara ruangan pendopo, terdapat podium dan partisi terbuat dari kayu. Partisi ini digunakan sebagai pembatas ruang. Tepat di belakang partisi ini terdapat sebuah pintu yang terhubung dengan teras rumah dinas Bupati Pandeglang. Pintu ini berbentuk persegi dengan pilaster di kiri dan kanan pintu serta plengkungan kaca di bagian atas pintu.

Di antara bangunan pendopo dan rumah dinas Bupati Pandeglang, terdapat koridor terbuka namun beratap, terbuat dari bahan fiber transparan berwarja hijau. Atap penghubung ini ditopang oleh 4 pilar yang bagian puncaknya disatukan dengan konstruksi berlengkung.

Baca: Menghalau Kemiskinan Ekstrem

Mengutip artikel Pendopo Kabupaten Pandeglang, Bangunan Kolonial Tanpa Dinding. "Dahulu pendopo ini adalah bangunan terbuka tanpa dinding. Atap pendopo berupa atap tumpang atau bertumpuk dua dengan bentuk limasan. Penutup atapnya menggunakan genteng cetak,"  - kebudayaan.kemdikbud.go.id

"Pada bagian dalam bangunan terdapat empat tiang kayu yang berada tepat di bagian tengah ruangan atau biasa disebut dengan soko guru dan dua belas tiang penyangga lainnya yang mengelilingi ruangan." tulisnya.

"Tiang-tiang tersebut berbentuk persegi dengan ukuran tinggi dan lebar yang berbeda. Empat tiang utama memiliki tinggi 5 meter dengan lebar 0,29 meter. Sedangkan dua belas tiang lainnya memiliki tinggi 3,5 meter dengan lebar 0,23 meter." Demikian sebagaimana ditulis dalam artikel Pendopo Kabupaten Pandeglang, Bangunan Kolonial Tanpa Dinding.

Baca: Vaksinasi Tingkatkan Kualitas Hidup

Sementara rumah dinas Bupati Pandeglang sendiri terletak -- bersebelahan - disebelah utara pendopo (jika melihat dari alun-alun terletak di belakang pendopo)

Melansir artikel Tata Kota Pandeglang, Warisan Kolonial Rasa Lokal. "Bangunan rumah dinas bupati memiliki langgam arsitektur klasik Eropa dengan ciri tiang-tiang bergaya doria di bagian teras utama, jendela -- pintu yang tinggi dan lebar, serta didukung ornamen lain dengan ciri khas eropa." tulis artikel itu.

Namun begitu, terlihat adanya arsitektural tradisional pada bangunan ini, yakni adanya atap bertumpuk seperti pada bangunan Jawa.

Baca: Jalan Berliku untuk Bebas dari Rabies

Eks Pendopo Kewedanaan Pandeglang 1848

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun