Pernah tidak sih, ketika kamu scroll media sosial lalu kamu melihat teman-temanmu tampil kece dengan outfit berlabel luar negeri? Dari atasan merek Zara hingga bawahan merek Nike. Sementara brand fashion lokal sering kali menjadi pilihan cadangan ketika "tidak ada budget", namun dibalik itu muncul satu pertanyaan menarik, kenapa banyak anak muda yang memilih brand fashion impor dibanding brand fashion lokal?
Jawaban paling sederhana adalah kualitas, sudah sejak lama brand fashion impor lebih dikenal keren dan berkualitas. Saat seorang memakai brand fashion impor, muncul kesan berkualitas, disisi lain brand fashion lokal masih sering dianggap  biasa saja.
Nyatanya, brand fashion lokal saat ini jauh lebih berkembang, brand-brand lokal seperti Erigo, Lozy Hijab dan 3Second ini mempunyai kualitas dan desain yang Modern. Namun sayangnya, sebagian anak muda masih berpikir bahwa brand fashion lokal itu kurang bagus , serta menganggap brand fashion impor lebih bergengsi dan instagramable.
Fenomena seperti ini sebenarnya wajar di era globalisasi, dunia fashion saat ini melaju tampa batas. Tren dari korea, jepang bahkan eropa bisa langsung kita lihat dari layar ponsel, kita hidup di era ketika influencer ataupun idola K-pop bisa mempengaruhi pilihan pakaian jutaan orang. Ketika mereka menggunakan brand tertentu, maka otomatis anak muda akan berbondong-bondong untuk membeli brand tersebut.
Yang sering terlupakan adalah betapa kayanya brand fashion lokal pada saat ini, bahkan beberapa brand fashion lokal seperti Erigo dan 3Second sudah menembus pasar internasional dan tampil di ajang bergengsi seperti New York Fashion Week dan Paris Fashion Week. Artinya kualitas brand fashion lokal juga bukan kaleng-kaleng.
Hal ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan pada kualitas, tapi pada pemikiran konsumen. Anak muda masih memandang brand fashion impor memiliki stylish yang instagramable, padahal brand fashion lokal pun bisa tampil stylish dan elegan dengan keunikannya sendiri.
Jadi, kalau kalian masih berpikir bahwa brand fashion impor otomatis lebih keren, mungkin sudah waktunya mengubah sudut pandang. Fashion itu bukan soal dari mana labelnya berasal, tapi bagaimana kita sebagai generasi muda memakainya dengan percaya diri. Karena sejatinya, gaya bukan dibentuk oleh nama besar di tag baju, tapi oleh rasa bangga yang kita bawa saat memakainya.
Sebetulnya, memilih produk lokal bukan berarti anti produk impor. Tidak ada salahnya sesekali membeli produk luar, namun kita sebagai generasi muda harus bisa seimbang, karena ketika kita membeli produk lokal, maka kita juga ikut membantu ribuan pelaku desainer lokal yang sedang berjuang agar karya mereka tetap hidup dan tidak hilang.
Generasi muda mempunyai peran besar dalam menentukan arah industri brand fashion lokal. Jika semakin banyak generasi muda yang bangga menggunakan produk lokal, tren akan berubah dari sekedar mengikuti mode menjadi bentuk ekspresi dan identitas bangsa.
Generasi muda harus mengetahui bahwa brand fashion impor sedang membangun lifestyle branding. Mereka tidak cuma jual pakaian, tapi juga menjual mimpi dan gaya hidup. Sedangkan brand fashion lokal, masih harus mempelajari bagaimana menciptakan citra yang relevan, aspiratif, dan tetap autentik tanpa harus meniru.
Cinta terhadap brand fashion lokal bukan berarti menolak brand fashion impor, tapi menyadari bahwa karya anak bangsa juga layak dibanggakan. Saat generasi muda berani mengenakan produk lokal dengan rasa bangga, itulah langkah kecil menuju perubahan besar bukan hanya dalam dunia fashion, tapi juga dalam membangun kepercayaan diri bangsa. Jadi, sebelum checkout produk impor, coba intip produk lokal buatan anak bangsa. Siapa tahu disanalah gaya kamu sesungguhnya.