Mohon tunggu...
Adelina Ayuningtyas
Adelina Ayuningtyas Mohon Tunggu... -

An ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Ciri Shopaholic Kronis

29 Maret 2014   01:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai agan dan sista, apakah anda termasuk kategori seorang shopaholic (pecandu belanja)?

Berikut adalah ciri2 individu shopaholic menurut pengamatan ane (no co-pas)

1. Tidak pernah bisa menabung

Individu shopaholic, selalu menghabiskan uangnya untuk berbelanja, bahkan terkadang mereka tidak bisa menyisihkan uangnya untuk hal2 yang darurat, walaupun memiliki penghasilan yang berlebih mereka cenderung memiliki saldo tabungan yang minim.

2. Memakai barang hanya dalam jangka waktu yang singkat

Sepatu mahal dan tas mewah yang baru dipakai beberapa minggu langsung disimpan kembali di lemari, dan diganti dengan yang baru lagi, walaupun tidak ada yang rusak. Apakah anda sering melakukan hal ini? Waspadalah anda mungkin seorang shopaholic.


3. Sering membeli barang yang akhirnya tidak dipakai sama sekali

Seorang shopaholic sering membeli barang hanya karena lapar mata dan akhirnya barang tersebut tidak pernah dipakai dan hanya membuat lemari penuh

4. Tidak bisa menunggu untuk membeli barang

anda mendapat kabar dari toko merk favorit anda bahwa sepatu yang anda suka sudah datang dengan warna favorit anda, seorang shopaholic akan berusaha untuk datang secepatnya dan membelinya walaupun kondisi keuangan sedang tidak terlalu memungkinkan. Mereka tidak bisa menunggu untuk berbelanja.

5. Sering berbelanja secara spontan

Awalnya hanya pergi ke mall untuk bertemu dengan relasi, tapi pada akhirnya pulang dengan menenteng beberapa tas belanjaan, seorang  dengan sindrom shopaholic akan cenderung berbelanja walaupun tidak direncanakan sebelumnya (impulsive buying), sekali2 tidak masalah untuk berbelanja secara spontan selama anda bisa mengontrol pengeluaran anda.

6. Berbelanja bila sedang dalam masalah

Ketika bertengkar dengan pasangan atau disaat habis ditegur atasan, seorang shopaholic akan langsung pergi berbelanja untuk melupakan kegelisahan hatinya, hal ini tentu saja hanya merupakan suatu bentuk pelarian yang tidak menyelesaikan masalah sebenarnya.

7. Memaksakan diri untuk membeli barang

Tas impian terpajang di etalase sebuah butik, walaupun kondisi keuangan sedang 'cekak' seorang shopaholic akan berusaha keras untuk mendapatkan tas itu, walaupun harus berhutang pada kartu kredit atau meminjam uang pada teman, atau bahkan meminjam kartu kredit pada teman untuk ikut program cicilan. Yang penting tas impian  berhasil didapatkan.

8. Merasa tertekan apabila tidak berhasil membeli barang yang diinginkannya

Ada sebuah baju bagus yang anda taksir di etalase, apa daya uang anda tidak cukup untuk membelinya, dan limit kartu kreditpun tidak memungkinkan untuk membelinya, manusia yang normal akan berpikir "ya sudahlah mungkin lain kali aku akan membelinya". Tapi seorang shopaholic tidak akan mengikhlaskan begitu saja, mereka akan terus memikirkan barang yang tak terbeli itu, bahkan sampai merasa sedih dan tertekan karena hal tersebut, memang hal ini terdengar sedikit berlebihan, tapi seorang pengidap shopaholic sering mengalami hal ini.

9. Merasa bersalah sehabis berbelanja

Sehabis menghabiskan uang dan berbelanja,  ketika sampai di rumah, seorang shopaholic akan cenderung sering merasa bersalah memandangi barang2 yang dibeli, yang sebetulnya tidak dibutuhkan, rasa bersalah diakibatkan mereka tidak berpikir panjang sebelum membeli sesuatu dan tidak memikirkan kondisi keuangan jangka panjang.

10. Sering bermasalah dengan tagihan

Seorang dengan sindrom shopaholic cenderung akan menghabiskan hampir seluruh limit kartu kreditnya untuk berbelanja namun biasanya hanya membayar jumlah minimum tiap bulannya, hal ini akan menjadi 'bom waktu' dikemudian hari, hutang anda akan terus meningkat dan bunganya pun akan semakin membengkak. Sehingga hutangpun akan tidak selesai-selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun