Mohon tunggu...
Adelia gittaa
Adelia gittaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

Mahasiswa aktif angkatan 2022 program studi Teknologi Laboratorium Medik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alami Emosi Negatif dan Stress Berlebih? Kenali Cara Mengendalikannya

18 Mei 2023   12:41 Diperbarui: 18 Mei 2023   12:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam kehidupan, setiap orang memiliki kesulitan dan masalahnya masing-masing. Baik itu masalah kecil maupun masalah besar. Ujian hidup kerap kali datang secara tiba-tiba. Hal yang belakangan ini menjadi alasan stress seseorang berasal dari permasalahan pekerjaan, cinta, dan kesehatan.  Bagaimanapun, kita tidak bisa menghindarinya. Ujian dan permasalahan adalah bagian dari kehidupan. Jadi, entah berasal dari keluarga berada maupun kurang mampu, masalah akan selalu ada. Hanya bagaimana cara setiap individu untuk mengatasinya. Menyelesaikan masalah memang tidak semudah membalikkan kedua tangan, tapi bukan berarti tidak ada solusinya.

Memang tidak mudah dalam menyelesaikan masalah. Tidak semudah pula dengan omongan bahwa masalah akan selesai seiring berjalannya waktu. Solusi dari setiap masalah kadangkala datang dengan sendirinya. Dan mungkin kita tidak sadar akan hal itu. Emosi negatif dan pikiran buruk kerap kali muncul sebagai godaan seakan-akan masalah kita bisa diselesaikan dengan kemarahan. Alih-alih menyelesaikan masalah, stress yang akan datang kemudian.

Hal yang paling utama ketika menghadapi masalah adalah pikiran yang tenang. Diri yang tenang bisa jadi pondasi paling kuat untuk dapat berpikir jernih. Sehingga bukan emosi negatif yang menguasai permasalahan yang datang. Memang banyak orang yang mengatakan kalau meluapkan emosi ketika masalah sedang puncak-puncaknya bisa melegakan. Tetapi jika diusut ulang, hal demikian terjadi sangat sementara dan tidak ada gunanya. Bukannya masalah teratasi, malah nanti lingkungan sekitar jadi ikut terkena dampaknya.

Seringkali, masalah yang sudah terjadi malah memberikan dampak negatif terhadap diri seseorang. Masalah tersebut meninggalkan jejak berupa trauma. Di antara banyaknya hal yang menyebabkan trauma, trauma karena masalah disebabkan oleh kurang ikhlasnya seseorang dalam menghadapi keadaan sulit tersebut. Penting bagi kita mengetahui bahwa emosi yang tertumpuk dan hanya terpendam dapat menjadi sumbatan bagi diri Anda sendiri.

Sebagai contoh, ketika kita merasa sudah melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin, tapi tetap selalu mendapat revisi dari atasan, selalu mendapat omongan yang tidak mengenakkan. Kemudian ketika pulang ke rumah, menangis di kamar dan tidak mau keluar. Hal yang demikian malah membuat orang tua khawatir Ini termasuk peluapan emosi negatif terhadap lingkungan sekitar. Hari demi hari jika saat mendapat perlakuan yang sama dan meluapkan emosi negatif dengan marah-marah atau mengunci diri di kamar, bisa menimbulkan trauma dengan atasannya. Bahkan ketika ada yang omongan yang bernada tinggi, trauma itu bisa jadi muncul. Sehingga akan malas bertemu dengan orang baru atau berkomunikasi dengan rekan kerja lainnya. Inilah yang dimaksud menjadi sumbatan dalam diri. Saat emosi tersumbat dan tubuh tidak kuat menahan, maka sakit pun akan melanda.

Diawali dengan gejala insomnia dan depresi yang tinggi, kemudian asam lambung naik. Jika dibiarkan terus menerus bisa timbul penyakit jantung dan kanker. Tentu ini termasuk penyakit yang dapat membahayakan diri. Jika tidak ingin berlanjut seperti itu, kita harus mencegahnya sedini mungkin.

Hal tersebut yang mendasari mengapa emosi negatif perlu dikelola dengan baik  sehingga tidak menyebabkan dampak buruk di kemudian hari. Selain merusak diri sendiri, emosi negatif yang tidak terkendalikan sangat mungkin merusak lingkungan sekitar. Di artikel ini, akan dibahas 2 cara untuk mengendalikan emosi, yaitu dengan writing therapy (terapi menulis) dan meditasi. Kedua cara tersebut bisa digunakan untuk mengendalikan emosi negatif saat stress.

Pertama yaitu memakai writing therapy. Terapi menulis ini bisa menjadikan emosi anda tersalurkan dengan sangat baik. Terapi menulis bisa dilakukan ketika anda sedang ada masalah, Anda bisa menuliskan semuanya. Mulai dari awal mula kenapa hal itu bisa Anda kategorikan sebagai masalah, lalu Anda bisa menuliskan perasaan Anda saat itu, hal-hal yang membuat Anda kecewa, hingga bagaimana Anda ingin merespon masalah tersebut. Tuliskan apa saja. Tidak ada batasan atau bahkan aturan.

Dengan pelepasan emosi seperti ini, stress Anda akan berkurang, emosi negatif pun menjadi labil. Di samping itu, dengan menulis permasalahan yang sedang terjadi, kamu juga bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Sebagai media intropeksi diri sehingga tidak mudah menyalahkan dan menuduh orang lain. Karena terkadang, ketika kita meluapkan emosi, seringkali kita menyalahkan orang lain. Terapi menulis ini bisa menjadi pelajaran ketika Anda akhirnya berhasil  melewati masalah tersebut. Sehingga ketika di masa mendatang, masalah yang sama datang, Anda sudah tahu cara mengatasinya.

            Cara kedua untuk mengelola emosi negatif yaitu dengan meditasi. Selain mudah dan murah, aktivitas ini hanya butuh waktu singkat untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian dalam diri. Akhir-akhir ini, metode meditasi sangat popular untuk relaksasi dan pengurangan stress. Meditasi baik untuk melatih dan memahami pikiran dan perasaan. Meditasi bukan ritual agama tertentu, sehingga bisa dilakukan di mana saja dan kapan pun. Dengan meditasi, kita melatih untuk fokus pada satu titik. Dengan begitu kita akan mendapat jawaban dari pertanyaan dan kegelisahan kita. Kita juga akan mendapat energi positif yang tentunya bisa menggantikan emosi negatif dalam diri.

            Meditasi memiliki sejumlah manfaat pada kesejahteraan psikologis seperti mengurangi stres dan membangun perspektif yang lebih sehat. Menurut penelitian yang dilansir oleh Alodokter.com, jika kita melakukan meditasi secara rutin, maka dapat memberikan efek yang baik pada kondisi fisiologis dan psikologis. Penurunan laju pernapasan, penurunan detak jantung, perubahan pola gelombang otak, hingga penurunan merupakan efek fisiologis yang diberikaan saat meditasi. Sedangkan manfaat secara psikologis meliputi peningkatan kesadaran diri, peningkatan kinerja memori otak, serta keterampilan meliputi manajemen stress yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun