Mohon tunggu...
Adelia Dwi Rizki Damayanti
Adelia Dwi Rizki Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Mitra Keluarga, NIM : 201905004

Hallo, salam sehat Saya Mahasiswi S1 Keperawatan tingkat 4 STIKes mItra Keluarga, platform ini saya gunakan sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Kecanduan Gadget terhadap Rusaknya Kualitas Tidur pada Orang Dewasa Muda

24 April 2022   15:04 Diperbarui: 24 April 2022   20:25 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan dasar manusia harus terpenuhi oleh setiap individu untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial adalah tidur, setiap orang tidak dapat terlepas dari tidur. Jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi maka seseorang tidak dapat beraktivitas secara normal. Seperti yang kita ketahui, faktor yang paling berpengaruh terhadap kebutuhan tidur adalah kuantitas dan kualitas tidur. Kuantitas tidur merupakan faktor jam seseorang tidur sedangkan kualitas tidur menunjukkan kemampuan seseorang dalam memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya dan diharapkan ketika seseorang terbangun, tubuh dapat menjadi segar dan bugar agar dapat beraktivitas dengan normal. Namun banyak penelitian yang mengatakan bahwa pada usia dewasa muda banyak yang mengalami kondisi kurang tidur atau rusaknya kualitas tidur yang dipengaruhi oleh penggunaan gadget secara berlebihan. Sehingga dikhawatirkan pada usia ini, seseorang memiliki resiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan (Hastuti et al., 2019).

            Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Turki tahun 2017 menyatakan bahwa 125 dari 223 mahasiswa keperawatan mengalami kualitas tidur yang buruk. Penelitian serupa juga pernah dilakukan terhadap tiga fakultas di Universitas Indonesia tahun 2013 dengan hasil 109 dari 130 mahasiswa memiliki kualitas tidur yang kurang baik (Hastuti et al., 2019). Kemudian berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 didapatkan klasifikasi pengguna gadget berdasarkan rentang usia, mulai dari usia 10-24 tahun dengan prevalensi 75%, rentang usia 25-34 tahun sebanyak 75,8%, rentang usia 35-44 tahun sebanyak 54,7%, rentang usia 45-54 tahun sebanyak 17,2% dan pada usia >55 tahun sebanyak 2% (Kanti, 2020). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat seseorang kecanduan. Adapun dampak kecanduan gadget (Putri, 2018) sebagai berikut;

Menjadi pribadi tertutup

Ketika seseorang telah kecanduan gadget sebagian waktunya akan digunakan untuk bermain dengan gadget tersebut. Hal ini akan menggganggu kehidupan seseorang dengan lingkungannya sekitarnya. Jika dibiarkan saja keadaan ini akan membuat anak menjadi tertutu dan tidak mudah bersosialisasi.

Kesehatan mata terganggu

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang menggunakan gadget, mereka cenderung memegang gadget dengan jarak yang dekat dengan mata, sehingga otot-otot pada mata bekerja lebih keras. Maka hal itu dapat berakibat sakit kepala dan tegang di daerah kelopak mata.

Gangguan tidur

Bagi seseorang yang kecanduan dengan gadget mereka akan selalu memainkan gadget. Bila itu dilakukan terus-menerus tanpa adanya batasan waktu maka akan mengganggu jam tidur dan merusak kualitas tidur.

Terpapar radiasi

Efek yang ditimbulkan ketika seseorang bermain gadget terlalu lama biasanya mengakibatkan mata berair karena kelelahan mata, hal ini disebabkan karena adanya sifat radiasi yang dikeluarkan oleh cahaya layar gadget. Beberapa pakar kesehatan mengatakan bahwa radiasi gadget menimbulkan ancaman penyakit seperti tumor otak, kanker, alzheimer dan parkinson. Tetapi hal itu masih menjadi perdebatan antara pakar kesehatan lain, karena ketika diteliti hasil penelitian menunjukkan bahwa gelombang radiasi gadget yang saat ini di pasaran masih tergolong aman.         

            Terlebih ketika menggunakan gadget sebelum tidur, kebiasaan buruk ini akan menunda jam tidur seseorang, sehingga jam tidur akan berkurang dan kualitas tidur akan terganggu. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus dapat berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari seperti, menurunnya daya tahan tubuh, produktivitas menurun, kurangnya konsentrasi, serta emosi tidak stabil. Kurangnya pola tidur juga mengakibatkan seseorang beresiko terjangkit depresi, stress, penyakit jantung, strok dan diabetes. Pada wanita yang tidur sebanyak 6 jam atau kurang dari jumlah tersebut setiap malam memiliki peluang 62% lebih besar terkena kanker payudara, dibanding mereka yang tidur sebanyak 7 jam. Kurangnya jam tidur juga telah terbukti dapat mengakibatkan siklus hormon dan metabolisme menjadi tidak seimbang (Yogis et al., 2017). Maka dapat kita simpulkan bahwa ketika seseorang kecanduan gadget, maka semakin rendah kualitas tidurnya. Sedangkan jika semakin rendah tingkat kecanduan gadget pada seseorang, maka semakin tinggi kualitas tidur seseorang yang akan berdampak baik pada tubuh kita.

Referensi :

Hastuti, D. T., Prastiani, D. B., & Khodijah. (2019). Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Bhamada Slawi. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 10.

Kanti, T. (2020). Literature Review: Penggunaan Gadget terhadap Kualitas Tidur Remaja Madya. 1--2.

Putri, A. Y. (2018). Hubungan Kecanduan Smartphone Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja. Universitas Islam Negeri Suanan Ampel, 1--73.

Yogis, N., Putra, P., Tania, M., & Iklima, N. (2017). Perancangan Infografis Tentang Dampak Kebiasaan Begadang Terhadap Pola Tidur Sehat Bagi Remaja. 4(2), 53--60.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun