Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kujual Cintaku Sebanyak Takdir Menyiratkan Kematian

23 Januari 2020   16:54 Diperbarui: 23 Januari 2020   17:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: flowerweb.com

"Ini kopimu, Master!" Sebuah kecupan hangat mendarat dipipinya.

Dosen ternyata masih setengah sadar dan tidak menyadari kalau ibulah yang menciuminya. Kemudian menyuruhku pergi dari kamar dan bergegas ke sekolah.

Sambil berjalan ke sekolah, aku masih berpikir tentang semuanya. Agak begitu aneh menurut jalan pikiran ini. Namun masa bodo sajalah. Toh semuanya mampu teratasi dengan baik.

Sesampainya di sekolah melihat Aljero nampak murung dan begitu gelisah. Ketika melihatku dia menanyakan kabar ayahnya. Rupanya dosen itu telah membohongi Aljero kalau dia terluka parah. Padahal dia baik-baik saja. Apa yang sebenarnya terjadi pagi kemarin itu ya? Pikiranku menjalar kemana-mana. Kejadian begitu cepat dan tidak bisa kuingat keseluruhan.

Tiba-tiba ponsel berbunyi dan sebuah chat dari nomer tak dikenal kubaca.

[Bangsat! Kenapa pacarku kau tumbalkan]


[Siapa kau?]

[Kekasih abangmu! Kembalikan dia!]

[Apa maksudmu?]

[Dia telah koma karena menolong suamimu]

"Deg!"

Ting Ting Ting Ting

Bersambung

Jakarta, 23 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun