Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mau Tubuhmu

17 November 2019   10:01 Diperbarui: 17 November 2019   10:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Matka! Kakak-bunda. Aku sudah membungkus mereka dalam damai. Lihatlah wajah mereka, sudah kaku dan dingin di dekat perapian musim salju.

Dengan tawa yang begitu luasnya kami menyambut pagi dan menikmati aroma darah pada cangkir kopi yang sudah berganti warna. 

"Mataku sudah terbuat hilang untuk sementara waktu." Kataku sambil menari bersama mata-mata yang terkumpul malam minggu ini.

"Kau hebat! Mari kita nikmati tubuh mereka diperapian sekali lagi sebelum matahari semakin terik." Kakak-bunda mengajak kami melihat tubuh-tubuh itu di atas dinding perapian.

"Lihatlah! Ketampanan Bung Arman sudah kita abadikan di dinding kenyamanan."

"Kakak-bunda! Apakah kau puas semalaman tadi?"

"Ya aku sudah puas, bagaimana denganmu, Matka?"

"Aku lebih puas lagi karena telah menggiring kalian untuk kenikmatan yang sangat indah ini! Hahaha."

Matahari mulai semakin terik saja, Matka membuka jendela dan membiarkan matahari masuk dan membakar tubuh-tubuh yang berada di dinding dekat perapian.

"Sayang, aku ikhlas terbakar demi senyuman di wajah cantikmu." Kembali Opa Jack memberikan suaranya untuk yang terakhir kalinya.

Sedangkan Om Arman hanya tersenyum dalam damai, sedamai-damainya.

Jakarta, 17 November 2019

Penulis Erin Adelia Napitupulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun