Mohon tunggu...
Adelaide Azalia Cahyadi
Adelaide Azalia Cahyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

come on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pola Didik Orang Tua terhadap Perilaku Anak

28 Desember 2021   10:45 Diperbarui: 28 Desember 2021   11:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi orang tua adalah proses membesarkan, memelihara dan membimbing sebuah keluarga. Sebagai pengasuh dan pembimbing keluarga, orang tua perlu meletakkan landasan moral, etika, dan perilaku baik anak-anaknya agar dapat menciptakan sesuatu yang baik bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat.

Sebagai orang tua tidaklah mudah karena ketika mereka mempunyai buah hati mereka harus mempersiapkan buah hati mereka bisa menjadi sosok yang baik dan berguna di masa depan. Maka tidak heran mengapa terkadang banyak orang tua terobsesi dengan hal tersebut sehingga mendidik anak nya dengan cara yang salah. Misalnya ketika sang anak mendapat nilai yang kurang memuaskan, orang tua terkadang bukan nya memotivasi justru anak tersebut dimarahi atau mengeluarkan kalimat-kalimat yang justru menyakitkan. Hal ini yang membuat seorang anak akan semakin tidak percaya diri karena dia berpikir bahwa dia tidak pintar dan tidak akan pernah bisa mendapat nilai yang terbaik.

Selanjutnya yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah pola didik dengan cara memukul ketika anak melakukan kesalahan. Orang tua berpikir ketika anak melakukan hal yang salah, cara yang terbaik untuk mengkoreksinya adalah dengan memukul dengan pikiran supaya anak tidak mengulangi hal yang sama. Padahal pola didik yang seperti ini sangat berdampak buruk bagi perilaku, karakter, dan fisik anak. Sebuah penelitian dilakukan di Universitas New Hampshire dengan ratusan anak-anak sebagai objek penelitiannya. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang sering mendapatkan hukuman secara pukulan cenderung memiliki tingkat IQ yang rendah. Selain berdampak pada tingkat intelektual, hal tersebut juga akan menimbulkan pengalaman trauma bagi anak-anak dan trauma tersebut akan menekan otak mereka secara tidak baik. Sehingga, mereka cenderung tumbuh sebagai sosok anak yang menentang, menjadi anti sosial, agresif, kemampuan kognitif yang rendah, dan memiliki masalah mental.

Dibalik semua pola didik yang salah pada anak, banyak penyebab dari hal tersebut. Memiliki status orang tua adalah hal yang mudah, ketika mereka mempunyai buah hati maka mereka akan langsung disebut sebagai “orang tua”. Namun nyatanya tidak semua orang tua itu bisa menyandang status tersebut dengan baik dan layak. 

Hal ini disebabkan banyak nya orang tua yang ternyata belum siap menyandang status tersebut dengan baik sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara mendidik buah hati nya yang benar. Menurut UNICEF, Indonesia bahkan menjadi negara kedua tertinggi dengan perkawinan anak setelah negara Kamboja. Ketika terjadinya perkawinan di usia yang sangat dini mereka belum siap secara fisik dan mental untuk menjadi sosok ayah dan ibu. 

Memahami Perubahan Perilaku Anak Dari Sudut Pandang Teori

Semua perilaku merupakan manifestasi biologis individu yang berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari yang paling terlihat hingga yang tidak terlihat, dari yang terasa hingga yang paling tidak terasa (Okviana, 2015). Behavioral learning theories menjelaskan teori belajar perilaku sering disebut sebagai teori belajar perilaku stimulus-respons. 

Hal ini karena ketika seseorang memberikan respon yang dikondisikan terhadap suatu stimulus, dapat disebut sebagai “proses belajar”.  Hal ini dapat dikaitkan dengan perubahan perilaku anak ketika mereka di stimulus oleh sesuatu yang negatif dari pola didik orang tuanya.

Dari teori ini diambil juga dari sisi operant conditioning yaitu kondisi yang terjadi pada individu selama proses belajar untuk menghasilkan suatu tindakan dengan cara reward and punishment atas tindakan tersebut. Pengkondisian operan menciptakan hubungan antara suatu tindakan dan hasil dari tindakan itu sendiri.

 Cara Mengatasi Perilaku Anak Yang Salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun