Apakah ini sebuah bentuk keadilan? Saya masih ingat waktu guru Pendidikan Moral Pancasila ketika kelas 5 SD mengajarkan, bahwa sila kelima dari Pancasila adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sekarang kalau melihat pulpen tali itu dimana letak keadilannya? Sebuah lembaga sampai tidak percaya terhadap orang per orang. Mereka lebih memilih pulpen tali daripada percaya ke orang.
Kemudian konsep keadilan yang pernah didengungkan oleh para filsuf ribuan tahun yang lalu pun berparade dalam kepundan pikiran. Aristoteles, Plato, dan Socrates meluncur bagai meteor ke dalam benak. Apakah ini yang dinamakan refleks bawah sadar.? Entahlah. Selalu setiap ada persoalan filosofis selalu yang muncul duluan ke permukaan alam sadar tiga filsuf Yunani klasik itu. Tetapi yang tersangkut malah sebuah nama: John Rawls. Rawls mempercayai bahwa : “ struktur masyarakat ideal yang adil adalah struktur dasar masyarakat yang asli dimana hak-hak dasar, kebebasan, kekuasaan, kewibawaan, kesempatan, pendapatan, dan kesejahteraan terpenuhi. Kategori struktur masyarakat ideal ini digunakan untuk: menilai apakah institusi-institusi sosial yang ada telah adil atau tidak.”
Ya, parameter untuk mengukur masyarakat ideal , bisa dilihat dari sudah bertindak adil atau tidaknya institusi sosial itu. Pun akan halnya bank. Bank adalah satu dari ratusan bahkan ribuan institusi sosial yang ada di muka bumi ini.
Saya teringat salah satu tulisan dari penulis Manager Filsuf, Reza A.A Wattimena, yang kebetulan bukunya saya punya dan sempat saya baca juga. Dia pernah menulis dalam salah satu artikelnya. Saya kutipkan saja disini:
“Kepercayaan memiliki pola yang berbeda. Orang percaya cenderung tidak bertanya. Mereka menerima begitu saja apa kata orang, terutama orang-orang yang dianggap berpengaruh di lingkungan sosial mereka. Kepercayaan membuat pikiran dan pertanyaan menjadi beku.”
Kalau saya telisik lebih dalam lagi, sebetulnya nasabah dan bank sama-sama percaya. Nasabah percaya uangnya di simpan di bank. Dan pihak bank percaya bahwa pulpennya akan tidak aman kalau tidak diberi tali. Ini pola berbeda dari kepercayaan. Dan masing-masing pihak tidak perlu bertanya lagi. Benar sekali kalimat terakhir dari Reza: Kepercayaan membuat pikiran dan pertanyaan menjadi beku.
Ya, kita percaya penuh untuk menyimpan uang di bank, sedangkan pihak bank tidak percaya pada kita. Pulpen tali itu yang menyatakan hal demikian.