Mohon tunggu...
Ade Damayanti
Ade Damayanti Mohon Tunggu... pecinta buku, musik, kopi

Pecinta buku, musik, kopi. Suka juga belajar desain grafis, branding, social media marketing, copy writing, online learning, dan bikin pantun.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review buku "Disruption" - Rhenald Kasali

20 Juli 2025   11:59 Diperbarui: 21 Juli 2025   16:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disruption karya Rhenald Kasali. Sumber gambar: Goodreads.

Apakah teori Disruption juga akan mengubah cara kita bersilaturahmi?

Review buku Disruption.

Penulis: Rhenald Kasali

Tahun terbit: 2017

Penerbit: Gramedia

Masih dalam suasana lebaran. Hari ini adalah hari kedua lebaran, tradisi memasak ketupat, semur daging, dan sayur godog/sayur pepaya masih kami jalankan. Namun, ada pemandangan yang berbeda di meja tempat ibu saya meletakkan kue-kue lebarannya. Tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, di meja ini biasanya terdapat dodol betawi, dodol cina, wajik, geplak. Namun lebaran kali ini, yang memenuhi meja adalah biskuit-biskuit bermerek aneka rasa. Biskuit-biskuit yang bisa ditemukan di supermarket besar dan minimarket dekat rumah. Ada juga sirup-sirup beraneka warna, yang juga mudah ditemukan di supermarket. Dodol-dodol yang biasa ibu beli memang tidak bermerek, namun ibu saya tahu dimana tempat memperoleh dodol dengan kualitas rasa terbaik di wilayah kampung kami. Wajik empuk, kue dari campuran ketan dan gula jawa yang sangat enak jika dinikmati dengan teh hangat juga tak tampak di antara kue-kue lebaran ibu. Biasanya dalam momen lebaran, dodol merupakan simbol lebaran. Memberikan dodol dengan kualitas terbaik kepada kerabat atau guru merupakan bentuk penghormatan kita kepada orang lain. Proses pembuatan dodol cukup rumit, menyita biaya, waktu, tenaga, keahlian, dan ruang yang cukup luas. Itulah sebabnya dodol menjadi simbol perayaan lebaran dan menjadi sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada orang yang dihormati. Namun lebaran kali ini, di antara biskuit-biskuit bermerek, saya hanya melihat 1 potongan dodol pemberian saudara. Apa yang terjadi dengan kue-kue tradisional yang biasa saya temui sejak saya kecil. Apakah sudah jarang orang yang membuatnya, atau karena peminatnya semakin berkurang? Saya sadar, saya sedang menjadi saksi perubahan dalam budaya berlebaran di kampung saya sendiri. Kue-kue tradisional buatan orang kampung tak bermerek itu terdisrupsi oleh biskuit-biskuit bermerek buatan pabrik.

Sambil menikmati hari raya, saya membaca buku Disruption yang ditulis Prof. Rhenald Kasali. Penulis buku best seller Change! Buku ini menyadarkan saya, bahwa sebenarnya kita sedang menjadi saksi perubahan-perubahan besar dalam kehidupan kita. Misalnya pertama, Perubahan dalam cara kita mencari informasi. Dulu kita mencarinya dari buku cetak, majalah, surat kabar. Namun kini kita bisa mencari informasi apa saja melalui mesin pencari Google. Kita sedang menyaksikan perubahan bentuk bacaan dari kertas ke digital. Perubahan juga terjadi dalam transaksi keuangan. Kini kita bisa memanfaatkan internet banking untuk bertransaksi, tidak perlu harus mengantri untuk menghadap teller bank. Semua dikerjakan dalam satu perangkat smartphone. Taksi-taksi konvensional, mulai kehilangan penumpang yang beralih memilih taksi online. Toko-toko online mulai menggantikan toko-toko ritel.

Sebenarnya, bukan daya beli konsumen yang menurun, namun yang sedang terjadi adalah perubahan perilaku konsumen. Konsumen mungkin sudah tidak membaca majalah versi cetak. Namun pembaca tetap membutuhkan informasi, dia akan mencari informasi tersebut melalui internet, lebih praktis dan lebih cepat. Beberapa waktu lalu beredar kabar mengenai banyaknya toko di Glodok yang tutup. Kenapa toko-toko komputer dan elektronik yang dulu sangat berjaya banyak yang tutup. Sebenarnya, konsumen bukannya tidak berminat belanja perlengkapan komputer, namun masyarakat kini lebih gemar memilih untuk berbelanja secara online daripada pergi ke toko fisik. Bukannya daya beli konsumen yang turun, namun ada perubahan perilaku konsumen. Kita sedang menyaksikan sebuah perubahan, perubahan dari cara lama dengan cara-cara baru. Toko online menggantikan toko ritel. E-money menggantikan uang fisik. Taksi online menggantikan taksi konvensional. Kita sedang menghadapi zaman baru yang tidak lagi terikat waktu dan tempat. Disruption sedang terjadi.

Apa itu sebenarnya disruption?

Disruption adalah sebuah inovasi. Inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru. Disruption menggantikan 'pasar lama', industri, dan teknologi, dan menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. Ia bersifat destruktif dan creative! (Clayton Christensen) (hal 34). Teori mengenai Disruptive Innovation dipublikasikan Clayton M. Christensen pada 1997. Selama 20 tahun perjalanan, ternyata banyak hal semakin memperkuat teori disruption. Disruption bukan sekadar change biasa. Disruption menyandang sejumlah konsekuensi akibat teknologi informasi dari kehadiran para wirausaha muda yang beroperasi lintas batas di dunia global bersama kaum millenials (hal 137). Proses perubahan sebenarnya sudah kita saksikan, misalnya ketika kamera berfilm berganti dengan kamera digital, telepon rumah dengan ponsel, sekolah konvensional dengan sekolah online, uang tunai dengan kartu plastik, dan seterusnya. Namun bedanya dengan saat ini adalah, gelombang inovasi digital terus terjadi tiada henti, metode pembayaran, aliran barang, bahkan jenis-jenis jasa dan cara berbisnis berubah total. Disruption tidak hanya terjadi dalam aspek bisnis, investasi, dan keuangan. Ini juga terjadi kait-mengait dalam banyak bidang kehidupan, baik pemerintahan, politik, dunia hiburan, maupun sosial.

Lalu bagaimana sebaiknya kita merespon disruption ini? Pertama adalah kita harus mampu "melihat." Maksudnya menyadari/membaca perubahan yang sedang terjadi di luar sana dan di sekitar kita. Mungkin perubahan itu tengah terjadi di tempat yang jauh, yang kurang diperhitungkan. Mungkin yang berubah baru komponen-komponen kecil dan secara perlahan-lahan, mungkin itu terjadi di luar pakem yang berlaku. Bisa jadi pula sesuatu sudah terjadi di depan mata Anda, tetapi Anda menyangkal dan tidak mempercayainya. Hal ini bisa terjadi karena seseorang terlena, terperangkap pada pandangan-pandangan lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun