Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebebasan Berekspresi yang Salah Kaprah dan Ketidakpahaman tentang Islam

27 Oktober 2020   19:25 Diperbarui: 28 Oktober 2020   15:33 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin keliru dan fatal jika ISIS di jadikan ukuran tentang tentang ajaran Islam.

Atau mungkin, karena phobia dan mindset stereotipe, mengira seluruh Muslim mendukung ide khilafah, menolak demokrasi, membenci sains dan menganggap seluruh non Muslim sebagai kandidat penghuni neraka.  Sehingga menganggap ajaran Islam menganjurkan intoleransi, kekerasan dan juga pembunuhan.

Padahal inti dari pada ajaran Islam tak mengajarkan tentang kekerasan, intoleransi apalagi sampai bertidak biadab seperti halnya para teroris ISIS.

Seandainya, dia dengan pikirannya yang jernih memahami khazanah di dalam Islam. Mungkin pernyataan tersebut tak akan keluar dari mulutnya.

Dalam al-quran sendiri menjelaskan. barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..." (QS. Al-Maidah: 32).

Artinya, Islam adalah agama kemanusiaan. Menghilangkan nyawa dengan biadab. Bukanlah ajaran dari pada Islam.

Tentu, kita menyesali dan mengutuk tindakan pembunuhan yang di lakukan terhadap guru tersebut. Tapi  tidak dengan cara menyinggung simbol yang di anggap sakral dan suci bagi umat islam, atau membuat penyataan yang serampangan tentang Islam.  Walaupun pembunuhnya  itu Islam. Bukan berarti men- generalisasi bahwa islam adalah  teroris.

Dengan demikian, sebagai presiden. Macron seharusnya mengeluarkan pernyataan yang mendamaikan bukan malah menyulut perpecahan.

Seperti yang di katakan Grand Syekh al Azhar (GSA) Mesir Syekh Ahmed El-Tayyeb:
Saya  juga ingin mengingatkan kamu, bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi,".

Sumber bacaaan: [1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun