Mohon tunggu...
Ade Ade Safitri Siregar
Ade Ade Safitri Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Favorit foto² dan berwisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat sejati dibawah pohon mangga

27 Juni 2025   19:31 Diperbarui: 27 Juni 2025   19:31 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sahabat Sejati di Bawah Pohon Mangga
Di sebuah desa yang asri, hiduplah dua sahabat karib bernama Dika dan Rian. Sejak kecil, mereka tak terpisahkan. Tempat favorit mereka bermain adalah di bawah pohon mangga tua yang tumbuh gagah di tengah ladang milik keluarga Dika. Pohon itu menjadi saksi bisu tawa, rahasia, dan impian mereka berdua.

Setiap sore, setelah pulang sekolah, mereka akan duduk di bawah pohon itu. Kadang bermain congklak, kadang hanya berbincang tentang cita-cita. Rian ingin menjadi arsitek, sedangkan Dika bermimpi mengelola kebun milik orang tuanya agar lebih maju.

Namun suatu hari, kabar mengejutkan datang. Ayah Rian dipindahkan tugas ke kota besar. Dengan berat hati, Rian harus ikut pindah. Perpisahan itu berlangsung di bawah pohon mangga, dengan pelukan diam dan mata yang berkaca-kaca.

Setelah Rian pergi, Dika merasa sangat kehilangan. Ia sering duduk sendirian di bawah pohon mangga itu, menatap langit, berharap sahabatnya kembali. Tahun demi tahun berlalu. Rian tak pernah mengirim surat, dan Dika pun tak tahu harus mencarinya ke mana.

Meski begitu, Dika tetap merawat pohon mangga itu dengan penuh kasih. Pohon itu tumbuh semakin besar, buahnya semakin lebat. Setiap musim panen, Dika selalu memetik mangga sambil mengenang kenangan indah masa kecilnya bersama Rian.

Suatu pagi, ketika kabut masih menyelimuti ladang dan matahari baru mulai menyinari bumi, Dika melihat sosok tak asing berjalan di antara barisan pohon. Pria itu membawa ransel dan mengenakan jaket tua yang dulu sering mereka pakai bersama. Itu Rian.

Mereka saling pandang, lalu tertawa. Seolah waktu tak pernah memisahkan mereka. Tanpa banyak kata, mereka duduk kembali di bawah pohon mangga---tempat kenangan mereka tersimpan.

Unsur Intrinsik Cerita:
Tema: Persahabatan sejati yang abadi meski terpisah waktu dan jarak.
Tokoh dan Perwatakan:
Dika: Setia, penyabar, penyayang alam, dan penuh harapan.
Rian: Ceria, cerdas, dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan masa kecilnya.
Latar:
Tempat: Desa, ladang, bawah pohon mangga.
Waktu: Masa kecil hingga dewasa, pagi berkabut.
Suasana: Haru, hangat, penuh nostalgia.
Alur: Alur campuran (maju-mundur). Dimulai dari masa kecil, lalu loncat ke masa kini dengan kilas balik masa lalu.
Sudut Pandang: Orang ketiga serba tahu.
Amanat: Sahabat sejati tidak akan pernah benar-benar pergi. Kenangan dan ikatan yang tulus akan selalu menemukan jalannya untuk kembali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun