Mohon tunggu...
ade abdullah
ade abdullah Mohon Tunggu... -

mencoba menulis buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Telaah Pendidikan Hati (Iman)

14 November 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dikehidupan zaman sekarang yang banyak disebutkan oleh tatanan masyarakat luas, disebut sebagai zaman era globalisasi atau zaman modern dengan kemajuan kecanggihan teknologi. Besar harapan dari tatanan masyarakat atau dari orang tua pada khususnya menginginkan anak-anak (putra dan putri) mereka kelak mereka tumbuh besar menjadi sosok dewasa yang pintar atau cerdas akal (otak) yang diharapkan kelak mampu bersaing di zaman era globalisasi atau zaman teknologi modern ini. Dan inilah yang membuat lengah banyak para orang tua di zaman yang gegap gempita dengan emblem–emblem label “era globalisasi” ini bahwa pendidikan akal (otak) adalah segala-galanya buat putra-putri mereka. Dan ini tidaklah salah sama sekali memberikan pendidikan akal (otak) kepada anak-anak putra-putri kita dan ini sangat di anjurkan.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.” (QS: Al-Mujaadalah:11).

“Dan, katakanlah:” Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”(QS:Thaha:114).

Namun pendidikan akal (otak) bagi anak-anak kita ini janganlah dijadikan sebagai tujuan pendidikan yang segala-galanya buat mereka. Hendaknya tatanan masyarakat atau para orang tua juga senantiasa memperhatikan dan memberikan pendidikan yang lain yang jauh tidak kalah pentingnya. Yaitu pendidikan hati (iman) diajarkan kepada putra-putrinya sejak masa kecil atau usia dini. Agar kelak mereka nanti tumbuh dewasa tidak hanya sebatas pintar akal (otak) namun juga tertanam tauhid yang murni dan kokoh tertancap kuat di dalam hati (iman) mereka. Dan ini adalah sebuah telaah pendidikan hati (iman) yang salah satunya mendidik hati agar tertanam percaya penuh keyakinan seyakin-yakinnya kepada Allah SWT ” Hasbunallah wa ni'mal wakil “ (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung).

Pendidikan hati (iman) akan memurnikan tauhid mereka kepada Allah SWT, dan hati mereka penuh terisi dengan hanya Allah SWT semata yang dijadikan sebagai tali sandaran hidup, bukan bersandar kepada yang lain seperti ijazah gelar tinggi kesarjanaan strata, pangkat jabatan kekuasaan, atau kepemilikan harta benda (rekening saldo dibank atau mempunyai lahan hektar tanah) dan lain-lainya. Namun sudah tertanam kokoh agar hati (iman) murni hanya bersandar kepada Allah SWT semata.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Dan berpegang kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu.” (QS:Al Hajj:78).

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS:Alam Nasyrah:8).

Diharapkan bila mereka sudah menjadi besar dewasa nanti maka mereka akan menjadi sosok pribadi tidak hanya cerdas (otak) namun hati (iman) penuh terisi dengan tauhid yang murni nan kokoh akan keyakinan dalam hati bahwasannya bersandar atau bergantung hanya kepada Allah semata.

Di ilustrasikan dalam cerita dibawah ini, bila kelak dewasa nanti mereka tidak hanya menjadi seorang dokter, pilot atau presiden tetapi ada plusnya, tumbuh dewasa menjadisosok seorang dokter plus menjadi seorang muslim yang soleh, atau sosok seorang pilot plus menjadi seorang muslim yang soleh dan sosok presiden plus menjadi seorang muslim yang soleh. Tentunya sangat diharapkan oleh para orang tua maupun oleh tatanan masyarakat untuk memiliki sosok-sosok pribadi tersebut.

Bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang dokter yang cerdas dan bekerja di rumah sakit , adalah sosok dokter yang senantisa mengatakan menasehati (mengingatkan) kepada para pasiennya di rumah sakit, bahwa yang menyembuhkan penyakit mereka (para pasien) bukanlah saya sebagai dokter atau melalui sebuah tindakan operasi yang akan dilakukan atau dengan meminum tablet kapsul obat-obatan, karena sesungguhnya yang dapat menyembuhkan suatu penyakit hanyalah Allah swt. Pergi berkunjung ke dokter , menjalankan operasi dan meminum tablet kapsul obat hanyalah ikhtiar usaha-usaha dari manusia. Sejatinya kesembuhan suatu penyakit hanyalah milik Allah swt semata.

Allah Ta’Ala berfirman:
“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS:Al-Anbiya:83).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun