Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sebuah Telaah Pendidikan Hati (Iman)

14 November 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 148 0
Dikehidupan zaman sekarang yang banyak disebutkan oleh tatanan masyarakat luas, disebut sebagai zaman era globalisasi atau zaman modern dengan kemajuan kecanggihan teknologi. Besar harapan dari tatanan masyarakat atau dari orang tua pada khususnya menginginkan anak-anak (putra dan putri) mereka kelak mereka tumbuh besar menjadi sosok dewasa yang pintar atau cerdas akal (otak) yang diharapkan kelak mampu bersaing di zaman era globalisasi atau zaman teknologi modern ini. Dan inilah yang membuat lengah banyak para orang tua di zaman yang gegap gempita dengan emblem–emblem label “era globalisasi” ini bahwa pendidikan akal (otak) adalah segala-galanya buat putra-putri mereka. Dan ini tidaklah salah sama sekali memberikan pendidikan akal (otak) kepada anak-anak putra-putri kita dan ini sangat di anjurkan.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.” (QS: Al-Mujaadalah:11).

“Dan, katakanlah:” Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”(QS:Thaha:114).

Namun pendidikan akal (otak) bagi anak-anak kita ini janganlah dijadikan sebagai tujuan pendidikan yang segala-galanya buat mereka. Hendaknya tatanan masyarakat atau para orang tua juga senantiasa memperhatikan dan memberikan pendidikan yang lain yang jauh tidak kalah pentingnya. Yaitu pendidikan hati (iman) diajarkan kepada putra-putrinya sejak masa kecil atau usia dini. Agar kelak mereka nanti tumbuh dewasa tidak hanya sebatas pintar akal (otak) namun juga tertanam tauhid yang murni dan kokoh tertancap kuat di dalam hati (iman) mereka. Dan ini adalah sebuah telaah pendidikan hati (iman) yang salah satunya mendidik hati agar tertanam percaya penuh keyakinan seyakin-yakinnya kepada Allah SWT ” Hasbunallah wa ni'mal wakil “ (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung).

Pendidikan hati (iman) akan memurnikan tauhid mereka kepada Allah SWT, dan hati mereka penuh terisi dengan hanya Allah SWT semata yang dijadikan sebagai tali sandaran hidup, bukan bersandar kepada yang lain seperti ijazah gelar tinggi kesarjanaan strata, pangkat jabatan kekuasaan, atau kepemilikan harta benda (rekening saldo dibank atau mempunyai lahan hektar tanah) dan lain-lainya. Namun sudah tertanam kokoh agar hati (iman) murni hanya bersandar kepada Allah SWT semata.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Dan berpegang kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu.” (QS:Al Hajj:78).

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS:Alam Nasyrah:8).

Diharapkan bila mereka sudah menjadi besar dewasa nanti maka mereka akan menjadi sosok pribadi tidak hanya cerdas (otak) namun hati (iman) penuh terisi dengan tauhid yang murni nan kokoh akan keyakinan dalam hati bahwasannya bersandar atau bergantung hanya kepada Allah semata.

Di ilustrasikan dalam cerita dibawah ini, bila kelak dewasa nanti mereka tidak hanya menjadi seorang dokter, pilot atau presiden tetapi ada plusnya, tumbuh dewasa menjadisosok seorang dokter plus menjadi seorang muslim yang soleh, atau sosok seorang pilot plus menjadi seorang muslim yang soleh dan sosok presiden plus menjadi seorang muslim yang soleh. Tentunya sangat diharapkan oleh para orang tua maupun oleh tatanan masyarakat untuk memiliki sosok-sosok pribadi tersebut.

Bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang dokter yang cerdas dan bekerja di rumah sakit , adalah sosok dokter yang senantisa mengatakan menasehati (mengingatkan) kepada para pasiennya di rumah sakit, bahwa yang menyembuhkan penyakit mereka (para pasien) bukanlah saya sebagai dokter atau melalui sebuah tindakan operasi yang akan dilakukan atau dengan meminum tablet kapsul obat-obatan, karena sesungguhnya yang dapat menyembuhkan suatu penyakit hanyalah Allah swt. Pergi berkunjung ke dokter , menjalankan operasi dan meminum tablet kapsul obat hanyalah ikhtiar usaha-usaha dari manusia. Sejatinya kesembuhan suatu penyakit hanyalah milik Allah swt semata.

Allah Ta’Ala berfirman:
“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS:Al-Anbiya:83).

“Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya.” (QS:Al-Anbiya:84).

“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (QS:Al-Kahfi:39).

Lalu bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang pilot yang cerdas dan bekerja di sebuah airlines penerbangan, adalah sosok pilot yang senantisa mengatakan menasehati (mengingatkan) kepada para penumpangnya bahwa yang memberikan keselamatan dalam perjalanan udara dengan pesawat terbang sampai di tempat tujuan hanya Allah swt. Maka pilot akan meminta lewat pengeras suara agar para penumpang berdoa terlebih dahulu kepada Allah Swt memohon perlindungan keselamatan dalam perjalanan kali ini sebelum ground take off keberangkatan. Sejatinya perlindungan keselamatan dalam suatu perjalanan hanyalah milik Allah swt semata.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk diatas punggungnya kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk diatasnya dan supaya kamu mengucapkan “Maha Suci Tuhan yang telah menundukan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS:Az Zukhruf:12-13).

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” (QS:Az-Zumar:36).

“Dan apakah kamu tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah..” (QS:Al Mulk:19).

Lalu bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang presiden maka tanggung jawabnya akan lebih luas dikarenakan substansi tanggung jawab seorang presiden sangatlah besar. Menjadi seorang presiden bukanlah hanya menjadi sosok atau simbol negara pemerintahan saja tetapi hakekat sejatinya dia adalah seorang imam atau pemimpin umat Islam (mukmin).

Berpidato resmi kenegaraan kepada seluruh rakyat tidak hanya pidato mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan atau perbaikan dalam hal ekonomi, hukum, sosial politik ini semua penting namun tidak kalah pentingnya yaitu pembangunan atau perbaikan dalam hal kemurniaan keyakinan kekokohan tauhid kepada Allah swt dengan senantiasa mengingatkan dan mengajak kepada seluruh umat rakyat negeri agar bulat yakin percaya bahwasannya “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”. Merupakan kewajiban seorang muslim ke muslim yang lainnya adalah saling nasehat menasehati dan mengajak mengingatkan agar hati (iman) bulat utuh percaya yakin-seyakin yakinnya kepada Allah swt, dan seorang presiden mempunyai kesempatan yang sangat baik dikarenakan pidato kenegaraan biasanya di liput oleh begitu banyak media massa elektronik maupun cetak yang akhirnya dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh jutaan umat rakyatnya.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Demi waktu (masa).” (QS:Al-Ashr:1)

“Sessungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.” (QS:Al-Ashr:2)

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nesehat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nesehat menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS:Al-Ashr:3)

Hadits Riwayat:
Dari Abu Ruqayyah R.A, ia berkata:
“Rasulullah bersabda, ‘Agama ini nasehat.’ Kami bertanya, siapakah yang berhak memberikan nasehat, Beliau bersabda, ’Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin umat Islam, dan umat Islam pada umumnya.’” (HR.Muslim).

Hati yang bulat utuh percaya yakin-seyakin yakinnya kepada Allah swt adalah hati yang penuh terisi dengan ” Hasbunallah wa ni'mal wakil “. Ketika sampai sebuah berita akan diserang kepada nabi Rasulullah saw disampaikan oleh sahabat beliau bahwa kaum jahiliyah arab telah berangkat dari mekah dan akan datang ke madinah dengan jumlah pasukan perang berkuda dan pasukan perang berjalan yang sangat besar (banyak) , beliau tidak ada rasa gentar maupun takut karena hati tauhid yang kokoh tertancap di iman yang murni, Rasulullah saw seraya berucap “Hasbunallah wa ni'mal wakil “.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS:Al-Anfal:64).

“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu, jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah sajaorang-orang mu’min bertawakal.” (QS:Ali Imran:160).

“Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh pada tali buhul yang kokoh.”(QS:Luqman:22).

Dengan seiringnya zaman bergulir cerita serangan yang datang dari jahiliyah arab tentu sudah tidak ada lagi , namun serangan yang datang di zaman era globalisasi/modern ini menghampiri dalam bentuk yang berbeda. Dimana manusia diserang dengan berita-berita nilai mata uang yang akan merosot, naik-turunnya suku bunga, gelombang krisis ekonomi global, pada pemberitaan prakiraan-prakiraan laju ekonomi yang akan menurun atau tidak stabil , nilai dana kepemilikan investasi asing yang anjlok, dsb, yang pada akhirnya suatu bangsa akan berpakain ketakutan dan berpakaian kecemasan dalam hidup keseharian. Hati masih belum percaya utuh bulat yakin-seyakin yakinnya kepada Allah swt (keraguan),masih banyak me-tuhankan tuhan yang lain di dalam hati kebanyakan manusia.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun dibumi.”(QS:Faathir:44).

“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS:Nuh:13).

“Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah.” (QS:Ibrahim:10).

“Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.” (QS:Al Hajj:74).

“Janganlah kamu adakan tuhan yang lain disamping Allah.” (QS:Al Israa:22).

“Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu , maka adalah dia seolah-olah jatuh dari langit dan disambar oleh burung, lalu diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”(QS:Al-Hajj:31).

“Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,disebabkan apa yang mereka perbuat." (QS:An-Nahl:112).

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS:Al-Anam:82).

Pendidikan hati (iman) yang murni tiada Illah selain Allah adalah bekal hidup bagi putra-putri kita semua agar kelak dewasa nanti dengan segala aneka ragam problematika kehidupan yang mereka hadapi nanti, hati mereka tertambat hanya kepada Allah semata dan mereka yakin bulat percaya yakin seyakin-yakinnya hanya kepada Allah SWT.
Syair motto hidup putra dan putri adalah: ” Hasbunallah wa ni'mal wakil “

Hadits Riwayat:
Dari Ibnu Abbas R.A, ia berkata,” Hasbunallah wa ni'mal wakil” adalah kalimat yang pernah diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilempar ke dalam api, dan juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad ketika orang-orang kafir mengatakan, ‘Sesungguhnya orang-orang bersekongkol untuk menyerang kamu , oleh karena itu takutlah kepada mereka.’ Tetapi ucapan mereka itu justru membuat imannya dan para sahabatnya semakin bertambah dan mereka mengatakan.’ ”Hasbunallah wa ni'mal wakil”. (HR.Bukhari).

Allah Ta’Ala berfirman:
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS:Al Ikhlas:2).

“Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.” (QS:Asy Syuura:53).

Hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS:Yusuf:86).

“Dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung-pun dan tidak pula seorang penolongselain Allah.” (QS:Asy Syuura:31).

“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.” (QS:Ali Imran:173).

Maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS:Al Hajj:78).

“Cukuplah Allah bagiku.” (QS:At Taubah:128).

Note Bottom Part 1:
Pola mendidik anak-anak tidak hanya di fokuskan pada kecerdasan otak saja seperti ilmu pengetahuan umum (membaca menulis dsb) atau ilmu pengetahuan pasti (berhitung matematika dsb). Hendaknya pendidikan hati (iman) juga difokuskan di ajarkan ke anak-anak agar kelak mereka dewasa nanti apapun profesi kerjanya mereka menjadi sosok yang cerdas otak namun juga memiliki hati yang soleh soleha (akhlak Al-Quran dan Al-Sunnah), sosok insan muslim yang senantiasa istiqomah dalam mengamalkan surat Al-Ashr di dalam kehidupan dunia bekerja maupun dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Setiap insan muslim adalah seorang da’i bagi dirinya sendiri juga seorang da’i bagi keluarganya dan juga bagi umat masyarakat luas.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dancegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.” (QS:Luqman:17).

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS:Ali Imran:110).

Hadits Riwayat:
Dari Jarir bin Abdullah R.A ia berkata:
“Aku berbait kepada Rasulullah untuk setia mendirikan shalat, menunaikan zakat, danmemberikan nasihat kepada setiap orang muslim.’” (HR.Bukhari-Muslim).

Note Bottom Part 2:
Kesuksesan orang tua mendidik putra dan putrinya didapati ketika seorang anak putra dan putri senatiasa mendoakan kepada orang tua mereka, semasa orang tua masih hidup maupun ketika sudah tiada wafat.

Allah Ta’Ala berfirman:
“Hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada duanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya,sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS:Al-Isra’:23-24).

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku.” (QS:Ibrahim:41).

Hadits Riwayat:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A berkata:
Nabi saw beliau bersabda, ”Setelah wafat, derajat seseorang diangkat. Ia lalu bertanya, ‘Wahai Tuhan, mengapa ini bisa terjadi ?’ Allah berkata kepadanya,’ anakmu sedang berdoa memohon ampunan untukmu.” (HR.Bukhari).

“Doa berasal dari hati, dan hati yang soleh dan soleha akan senantiasa mendoakan si anak kepada orang tua. Dan hati yang mendoakan ini didapati dengan memberikan pendidikan hati (iman) kepada si anak dengan pemahaman yang baik tentang ‘Al Hikmah.”

Untaian Syair:
“Hati disanalah iman
hidup dan tumbuh berkembang,
Di dalam hati yang baik
akan mengeluarkan sesuatu yang baik pula,
Didiklah hati dengan didikan yang baik
Dan tahukah kamu apa yang baik itu?
Yang baik itu adalah Al-Hikmah.”


Allah Ta’Ala berfirman:
“Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan Al Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi Al Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS:Al Baqarah:269).

Semoga bermanfaat apa yang telah tercurahkan bagi sahabat semua.

Sebuah Telaah Pendidikan Hati (Iman).
>>> Ended Here.

The End.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun