Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengintil, Ungkapan Kelekatan atau Ambisi

21 September 2022   23:03 Diperbarui: 21 September 2022   23:08 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama adalah Orang tua yang merasa kehadiran buah hati adalah hal yang harus dijaga. Sehingga segalanya tumpah curah terutama kasih sayang demi anak. Munculnya label "anak kesayangan" karena anak terus saja mengintil pada mamanya. 

Nenek juga merasa bahwa kehadiran cucu tersayang perlu diurus segala keperluannya. Sehingga anak yang harusnya bisa mandiri dalam hal tertentu  dengan alasan rasa sayang terhadap cucu, membuat anak kurang mandiri. 

Mengintil membuat mama terkadang sedikit "bertanduk" melihat anak kesayangan tidak mau berpisah sementara waktu. Begitu pun dengan Nenek yang terlalu sayang dengan cucu. Terkadang cucu ini merasa bahwa ia akan mendapat perhatian yang besar dan akan dituruti segala kemauannya oleh sang Nenek. Pada akhirnya, kemandirian anak dalam hal tertentu tidak bisa muncul.

Anak yang memasuki usia sekolah salah satunya bisa berpisah sementara waktu dari orang-orang yang menyayanginya untuk belajar. Bagi anak yang memiliki kelekatan spesial mengintil terus, akan mengalami sedikit kecemasan. Orang tua bijak, akan memberikan pengertian pada anaknya. 

Jika anaknya juga memang pemberani, takada masalah. Anak yang sudah mandiri tetiba akan bisa berubah oleh perlakuan Orang tua. 

Perlakuan itu bukan anak yang mengintil, tetapi ini Orang tuanya yang mengintil pada anak di saat kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan di sekolah.

Rasa kekhawatiran Orang tua yang berlebihan pada anak yang mulai bisa mandiri akan beralasan pada Gurunya. Dengan bahasa yang  sedikit terkesan dramatisasi, "Mohon maaf, ...saya khawatir anak saya akan merepotkan bu Guru".

Jadilah Orang tua mengintili anaknya yang mulai mandiri. Apakah Guru tinggal diam?

Ada suatu kesepakatan dari hati ke hati antara Orang tua dan Guru perihal ini.

Rasa sayang yang berlebih, dan takut terjadi hal-hal yang belum tentu terjadi membuat Orang tua atau Nenek memilih mengintil diam-diam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler anaknya. 

Dalam surat edaran kegiatan dituliskan bahwa untuk melatih kemandirian siswa diharap Orang tua tidak mendampingi anak berkegiatan. Semua serahkan pada Gurunya. Pada kenyataannya Orang tua yang mengintili anak akan datang ke lokasi acara secara sembunyi. 

Lalu, siapa yang salah dalam hal ini? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun