Mistis - Awalnya sih, enjoy aja. Dua kali shooting untuk pembuatan tayangan video hiburan ditempat yang berbeda semua lancar.
Memang, kita memilih tempatnya juga yang serem-serem, syarat mitos dan cerita misteri. Kan emang tujuan kami selain hobby berwisata misteri, buat hiburan juga penasaran, sejauh mana sih mitos serta keberadaan makhluk astral itu mampu berinteraksi. Terutama lewat penampakan di depan kamera.
Jujur, kan selama ini kita cuman melihatnya hanya di TV, untuk realnya belum pernah. Oleh karenahya kami sepakat agendakan untuk perburuan misteri, dengan cara membuat tayangan video dimana tim kami melakukan penelusuran misteri di lokasi yang dimitoskan sering ada penampakan atau wingit.
Shooting pertama sampai kedua gak banget ada yang aneh, biarpun lokasinya lumayan dikenal angker, karena banyak mitos yang menceritakan tempat itu.Â
Baru yang ketiga dari awal persiapan semacam sudah ada yang ganjil-ganjil. Tetapi kami gak nyadar, perasaan ganjil masih tetap tim bawa sendiri-sendiri.
Pertama, hujan dan angin sudah kayak ngasih signal untuk tim malas ke titik kumpul (base camp). Namun, berhubung semangat kebersamaan kami selalu terngiang, ( Sempuyun!! Guyub Rukun).
Satu persatu tim akhirnya datang juga dan gerimis tak mampu halangi kebersamaan kami.
Kedua, belum selang berapa lama kami berkumpul, lampu padam," hadeeew...payah " persiapanpun tertunda, sampai kami berunding lagi untuk lanjut atau tidak.
Kamipun berunding sembari menghangatkan diri diperapian base camp dan berharap Listrik kembali hidup. Dasar, golongannya orang bandel, kesepakatan tetep lanjut biarpun listrik padam " Tanggung kalau gak ambil gambar, udah kepalang basah nyampek sini kehujanan " semangat salah satu tim kami, yang akhirnya kami semua menyetujui.
Singkatnya, setelah persiapan kita langsung ambil gambar. Dari awal episode pengambilan dah ngerasa gak enak, kayak banyak mata yang menyaksikan gitu. Bukan cuma hostnya, crew pun terlihat banget tidak seperti shooting sebelumnya. Tegang, gugup dan tampak resah. "Ah, mungkin perasaanku saja " pikirku.
Take pertama selesai, mengancik take kedua semakin serem. Rimbunan pohon pisang tempat lokasi kami mengambil gambar tiba-tiba diterpa angin, dan tiba-tiba berhenti, begitu seterusnya. Juga aroma bau-bauan seliweran.
