Mohon tunggu...
Addie DA
Addie DA Mohon Tunggu... Arsitek - Mempunyai profesi sebagai ibu mandor dan tukang gambar bangunan.

Mempunyai hobi menulis yang dipupuk sejak remaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Titik dan Koma

3 April 2024   09:00 Diperbarui: 4 April 2024   11:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Dia telah masuk kafe itu dan telah melihat semuanya. Tak ada yang membuatnya lebih bahagia daripada melihat orang yang dicintainya tersenyum seperti itu. Pasti Tanya telah melakukannya, Tanya telah mengatakannya.)

"Terima kasih, Tan, aku juga sayang padamu. Kau menghapus kesepianku selama bertahun-tahun ini. Kamu juga membuka mataku. Aku tak mau terus seperti ini. Aku akan berusaha. Bila memang aku harus terus sendiri, aku akan merangkulnya. Kamu sayang Petik 'kan? Kamu bohong, aku tahu kamu hanya cinta Petik. Aku juga tahu kisahmu. Dulu waktu kuliah aku sempat jatuh cinta padamu, kamu pasti tidak tahu, aku perhatikan dirimu. Hanya Petik. Petiklah cintamu, pulanglah padanya."

***

"Terima kasih, kamu tak tahu betapa bahagianya diriku, terima kasih, aku percayakan Titik padamu, kalau denganmu aku ikhlas. Titik bahagia. Itu saja." Matanya yang kecil dan coklat hijau berkaca-kaca.

"Koma, sudahlah, aku sempat tak percaya kau bisa bicara dan mengungkapkan ini semua padaku. Namun, sekarang aku percaya. Cinta itu kuat."

***

"Hei...hei... Melamun lagi, mikirin apa sih? Sudah-sudah, mari makan, aku yang traktir. Kamu lupa, aku ulang tahun, tiga puluh satu? Kalau dipikir-pikir sudah matang juga ya ?"

(Koma telah ada di dekat mereka, ia sempat tak percaya Titik tak menerima Tanya. Namun, ia makin mengagumi Titik, Koma makin jatuh cinta pada Titik.)

"Tan, aku gak sepenuhnya sendiri, 'kan ada Koma. Kamu lupa? Ia yang selama ini setia menungguku. Mmmm... Kalau boleh tahu isi bingkisanmu apa?"

"Kalung untuk Koma."

Tiba-tiba Koma bersuara, Titik dan Tanya terkejut. "KOMA! Apa yang kamu lakukan di sini? Kok kamu bisa sampai sejauh ini?" Titik berhenti makan, ia mengangkat Koma dari lantai. Cemas dan bahagia menyatu jadi gemas. Titik langsung memeluk kucing kesayangannya itu dan menciumi wajahnya. Ia bahagia sekali malam itu. Koma tak pernah melewatkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama hidupnya. Koma selalu ada untuk Titik. Diam-diam Titik berharap andai Koma manusia, orang yang paling mungkin mencintai dirinya, tak peduli walau dia kucing betina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun