Dalam teori sastra dan komunikasi, simile sering digunakan untuk memperjelas ide dan menambah keindahan bahasa serta efek emosional yang diinginkan. Purdue OWL menegaskan bahwa simile adalah "perbandingan menggunakan like atau as yang menunjukkan kemiripan yang tidak terduga". Sehingga simile dapat menghindari deskripsi yang membosankan dan mendorong keaslian dalam karya tulis. Sedangkan dalam perspektif psikologi dan kajian budaya, simile membantu pembaca atau pendengar melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu dengan cara baru.
Secara ringkas, simile adalah alat komunikasi figuratif yang secara eksplisit menyatakan perbandingan antara dua hal berbeda demi menghasilkan gambaran hidup. Sehingga  mudah dipahami, dengan penekanan pada kemiripan tertentu yang menghubungkan keduanya.
Kesimpulan
Metafora adalah figur bahasa yang mengekspresikan perbandingan hubungan antara dua konsep berbeda secara implisit melalui pemindahan makna dan pengaitan konseptual. Â Metafora berfungsi membangun makna baru dan memperkaya makna komunikasi baik dalam sastra maupun kehidupan sehari-hari. Metafora lebih bersifat imajinatif, simbolik, dan dapat membentuk cara manusia memahami dunia secara kognitif dan emosional.
Sedangkan, simile adalah figur bahasa yang menegaskan perbandingan antara dua hal berbeda secara eksplisit dengan menggunakan kata penghubung seperti "seperti," "bagai." Simile berfungsi untuk menciptakan gambaran yang konkret, visual, mudah dipahami, dan memperkuat efek emosional dan makna pesan yang disampaikan. Keduanya merupakan unsur penting dalam sastra, komunikasi, dan budaya. Simile juga membantu manusia untuk menyampaikan ide, perasaan, dan makna lebih hidup, efektif, dan berkesan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI