Mohon tunggu...
Adam Villalba
Adam Villalba Mohon Tunggu... Mahasiswa

SENKOM MITRA POLRI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metafora dan Simile Sama-sama Majas Perbandingan tetapi Berbeda

10 Oktober 2025   16:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   16:53 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simile vs Metafora Sumber: Grammar Palette

Metafora

Metafora merupakan salah satu bentuk gaya bahasa yang paling umum digunakan dalam sastra, puisi, pidato, dan komunikasi sehari-hari. Secara umum, metafora adalah perbandingan langsung antara dua hal yang berbeda tanpa menggunakan kata penghubung. Contohnya  kata "seperti" atau "bagai", tapi melalui pemindahan makna dan pengaitan konseptual yang memperlihatkan kesamaan atau hubungan yang mendalam.

Dari segi asal usul, filosofi, dan teori sastra kuno, metafora mulai dikenal sejak zaman Aristoteles dalam karyanya "Poetics" (abad ke-4 SM). Aristoteles menyebut metafora sebagai "pemindahan nama" dari satu hal ke hal lain berdasarkan analogi atau kesamaan.  Ia memandang bahwa metafora adalah bakat alami dan menunjukkan kemampuan bahasa untuk menghubungkan dua konsep berbeda secara imajinatif dan orisinal. Menurut Aristoteles, metafora memiliki fungsi utama membuat bahasa agar lebih hidup, lebih menarik, dan menghindari kebosanan kata-kata yang biasa. Aristoteles juga menegaskan bahwa metafora membuat bahasa lebih hidup dan mampu menyampaikan makna kompleks secara efektif.

Dalam literatur dan teori retorika, metafora dianggap sebagai alat untuk menciptakan makna baru melalui ketegangan antara dua konsep yang berbeda. Dari sudut pandang linguistik kognitif modern, metafora tidak hanya sebagai alat bahasa, tetapi sebagai struktur dasar pemahaman manusia tentang dunia. George Lakoff dan Mark Johnson dalam karya mereka "Metaphors We Live By" (1980) menyatakan bahwa metafora konseptual membentuk cara kita berpikir dan mempersepsi realitas. Mereka berargumen bahwa metafora membangun kerangka pikir yang memengaruhi budaya dan bahasa secara tidak sadar dan universal di berbagai bahasa.

Dalam perspektif psikologi, metafora dinilai melibatkan proses pemrosesan otak yang serupa dengan proses komunikasi bahasa literal. Namun lebih kaya secara emosional dan konseptual.  Karena studi neuroimaging menunjukkan bahwa ketika seseorang menggunakan metafora, area otak yang aktif adalah area yang berperan dalam pengalaman sensorik dan emosional. Metafora memilki berbagai jenis, seperti metafora langsung, metafora campuran, metafora mati, dan metafora hidup. Misalnya, metafora "rasa takut adalah gunung yang mendaki" mampu memvisualisasikan kegelisahan secara konkret. Sedangkan metafora "internet adalah lautan informasi" memberi gambaran yang luas dan orisinal tentang dunia digital yang berlimpah.

kesimpulannya, metafora berfungsi sebagai alat yang mampu mengubah makna dan menimbulkan makna baru melalui penciptaan ketegangan dan percampuran konsep. Oleh karena itu  metafora dapat memperkaya makna di dalam komunikasi dan karya sastra. Metafora juga berperan dalam membangun ikatan emosional dan membantu audiens memahami ide-ide abstrak melalui gambaran yang konkret dan familiar.

Simile

Simile adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang termasuk dalam kategori majas atau figurative language. Simile menegaskan perbandingan antara dua hal berbeda secara eksplisit, dengan menggunakan kata penghubung seperti "seperti", "bagai", "laksana", atau "ibarat". Simile berfungsi untuk menciptakan gambaran visual, pendengaran, atau perasaan yang kuat dan konkret, sehingga memudahkan pemahaman. Selain itu, simile juga menambah keindahan dalam ungkapan sastra maupun komunikasi sehari-hari.

Secara historis dan berdasarkan definisi dari berbagai tokoh dan sumber, simile digunakan sejak zaman kuno, bahkan dalam karya sastra klasik. Misalnya seperti Homer's "Iliad", dan telah berkembang sebagai alat yang efektif untuk memperjelas ide serta menambah efek emosional. Penggunaan kata penghubung "seperti" atau "bagai" secara eksplisit menunjukkan bahwa yang dipertunjukkan adalah perbandingan langsung antara dua hal yang berbeda.

Merriam-Webster Dictionary menyatakan bahwa simile adalah "pernyataan yang menggunakan kata "like" atau "as" untuk menggambarkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain." Dalam KBBI simile diartikan sebagai gaya bahasa yang membandingkan dua hal atau keadaan yang berbeda sifatnya. Yaitu  dengan menggunakan kata seperti, laksana, atau seakan-akan. Demikian pula, Britannica menegaskan bahwa simile adalah "figure of speech yang menyerupai atau mewakili sesuatu yang lain.

Dalam teori sastra dan komunikasi, simile sering digunakan untuk memperjelas ide dan menambah keindahan bahasa serta efek emosional yang diinginkan. Purdue OWL menegaskan bahwa simile adalah "perbandingan menggunakan like atau as yang menunjukkan kemiripan yang tidak terduga". Sehingga simile dapat menghindari deskripsi yang membosankan dan mendorong keaslian dalam karya tulis. Sedangkan dalam perspektif psikologi dan kajian budaya, simile membantu pembaca atau pendengar melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu dengan cara baru.

Secara ringkas, simile adalah alat komunikasi figuratif yang secara eksplisit menyatakan perbandingan antara dua hal berbeda demi menghasilkan gambaran hidup. Sehingga  mudah dipahami, dengan penekanan pada kemiripan tertentu yang menghubungkan keduanya.

Kesimpulan

Metafora adalah figur bahasa yang mengekspresikan perbandingan hubungan antara dua konsep berbeda secara implisit melalui pemindahan makna dan pengaitan konseptual.  Metafora berfungsi membangun makna baru dan memperkaya makna komunikasi baik dalam sastra maupun kehidupan sehari-hari. Metafora lebih bersifat imajinatif, simbolik, dan dapat membentuk cara manusia memahami dunia secara kognitif dan emosional.

Sedangkan, simile adalah figur bahasa yang menegaskan perbandingan antara dua hal berbeda secara eksplisit dengan menggunakan kata penghubung seperti "seperti," "bagai." Simile berfungsi untuk menciptakan gambaran yang konkret, visual, mudah dipahami, dan memperkuat efek emosional dan makna pesan yang disampaikan. Keduanya merupakan unsur penting dalam sastra, komunikasi, dan budaya. Simile juga membantu manusia untuk menyampaikan ide, perasaan, dan makna lebih hidup, efektif, dan berkesan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun