Mohon tunggu...
Mochammed Adam Sixtha
Mochammed Adam Sixtha Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Manejemen Dakwah.

Suka Mencoba hal baru dan upgrade value lahir batin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tafsir Quran Surah al-Isra:23-27 [Relasi Anak dengan Orangtua]

22 Mei 2025   14:59 Diperbarui: 22 Mei 2025   15:05 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Surat Al-Isra ayat 23-27 merupakan rangkaian perintah penting dari Allah yang mencerminkan nilai-nilai utama dalam kehidupan seorang Muslim: tauhid, birrul walidain, akhlak sosial, dan pengelolaan harta. Mari kita kaji ayat-ayat ini dengan merujuk pada beberapa kitab tafsir klasik dan kontemporer, agar maknanya lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari.


Ayat 23: Kewajiban Bertauhid dan Berbakti kepada Orang Tua

Allah memerintahkan agar kita hanya menyembah-Nya dan berbuat baik kepada orang tua. Dalam Tafsir Al-Jalalayn, disebutkan bahwa kata "Qa dha" berarti "memerintahkan dengan tegas", bukan sekadar perintah biasa, tapi bentuk ketetapan yang pasti. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tauhid dan bakti kepada orang tua.

Ibnu Katsir menambahkan, bahwa ayat ini mirip dengan isi surat Luqman ayat 14, sebagai penguatan bahwa setelah hak Allah, hak orang tua menempati urutan kedua.

Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menyentuh sisi emosional ayat ini. Ia menyatakan bahwa berbuat baik bukan sekadar memberi uang atau materi, tapi dengan tidak Mengatakan  kata "uff" yang berarti keluhan atau kata yang tidak pantas seperti kata ahh, dan juga tidak boleh membentak keduanya dengan nada bicara yang tinggi walaupun dalam posisi benar dan ucapkan lah kata kata yang menyentuh dengan kata-kata lembut, perilaku sopan, dan menjaga perasaan orang tua.

Ayat 24: Merendah di Hadapan Orang Tua

Dalam ayat ini, Allah menggambarkan sikap rendah hati kepada orang tua dengan metafora "menundukkan sayap kehinaan karena kasih sayang". Menurut Tafsir Fathul Qadir, ini seperti burung yang menundukkan sayapnya, sebagai simbol kelembutan dan penghormatan.

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menekankan bahwa kelembutan ini muncul dari "rahmah" (kasih sayang), bukan karena terpaksa atau karena ada maksud lain.

Ayat 25: Allah Maha Mengetahui Isi Hati

Menurut Tafsir Ath-Thabari, Allah menekankan bahwa Dia tahu isi hati kita terhadap orang tua apakah benar-benar ikhlas atau tidak. Maka, walau orang tua kita sudah wafat atau tidak tinggal bersama kita, sikap hati tetap diuji.

Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menambahkan bahwa jika seseorang berniat baik dan bertakwa, maka Allah akan mengampuni kekhilafannya, karena niat adalah dasar amal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun