Mohon tunggu...
Adam Pratama
Adam Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Amorfati Fatum Brutum

To Infinity and Beyond

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Anarchy is Destroyer?

29 April 2020   01:50 Diperbarui: 1 Mei 2020   15:42 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi penyaluran aspirasi yang dilakukan oleh salah satu buruh atas kekecewaannya terhadap pemerintah ( Sumber: ANTARA/FOTO/ M Ibnu Chazar/ ama.)

Damai dan harmoni adalah cita-cita kehidupan yang diajarkan serta diimpikan oleh para penganut paham ideologi Anarchy atau Anarkisme. Tetapi, cita-cita yang mereka impikan itu, tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan kita, untuk merealisasikan hal tersebut cukup memakan waktu yang panjang dan bertahap.

Kenapa membutuhkan waktu yang lama?

Karena seperti yang kita ketahui, ketika kita mendengar kata "anarkis", pastilah kebanyakan orang berfikir bahwa anarkis identik dengan kekacauan, kerusuhan, kekerasan, dan hal negative lainnya, walaupun memang anggapan tersebut tidak selalu bisa disingkirkan dalam penerapannya.

Disatu sisi anggapan ini berkembang karena memang kurangnya pemahaman serta literature tentang konsep politik kiri yang ada di Indonesia. Selain itu media juga turut menyumbang andil besar dari penggunaan kata anarkis yang melenceng jauh dari tujuan asalnya. Kemudiaan, kemenangan Lenin dalam Revolusi Bholsevik yang seakan-akan membuat kesahihan sosialisme sebagai suatu praksis politik dibanding anarkisme juga turut membuat ideologi anarkisme kurang popular dan diminati. Karena, kemenangan Lenin di dalam Revolusi Bholsevik membuat  kecenderungan masyarakat dunia, khususnya para kaum buruh, kaum tani dan kelas pekerja lain-nya, menggunakan ideologi sosialis untuk membebaskan dirinya dari keterbelengguan yang di ciptakan oleh para kaum imprealisme dan feodalisme.

Membicarakan tentang anarkisme tidak bisa dihindari bahwa sejumlah pemikir sekaligus pelopor ideologi anarkisme terkenal yang menjadi aktor intelektualnya  antara lain: Max Stirner (1806-1856) Pierre- Joseph Proudhon (1809-1865) Michael Bakunin (1814-1876) dan Peter Kropotkin (1842-1921). Keempat pemikir yang masing-masing berasal dari Jerman, Perancis, dan Rusia ini menghadirkan gagasan mereka langsung di dalam masyarakat pekerja.

Anarkisme secara umum memiliki dua tendensi dominan dalam tradisi anarkisme, yakni anarkis individual dan anarkis kelompok / kolektif (komunis), yang berarti menolak kekuasaan terstruktur yang memaksa kepatuhan terhadap warganya atau sering didefinisikan sebagai komunitas sukarela untuk mengatur diri sendiri tanpa campur tangan Negara. Intinya adalah anarkisme ini menginginkan suatu Negara tanpa pemerintahan atau hierarki.

Pandangan dan pemikiran anarkis, didasari oleh lahirnya sikap kritis dan kesadaran individu untuk mengatur dirinya sendiri. Pada dasarnya menyuarakan suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang secara alamiah mampu hidup dalam keharmonisan dan kebebasan tanpa intervensi kekuasaan. Jika masih ada yang bertanya apa itu anarki?  Kata anarki datang dari Yunani, bermakna tanpa kekuatan, tanpa kekerasan atau pemerintah, karena pemerintah adalah sumber dari kekerasan, pembatasan dan koersi.

Ajaran anarkisme mengajarkan bahwa kita bisa hidup dalam sebuah tatanan masyarakat yang tanpa ada kekerasaan dan paksaan. Namun, kita tidak dapat menjalani kehidupan sebagaimana mestinya dalam anarkisme jika kita belum mampu menyingkirkan institusi atau pemerintahan yang membatasi kebebasan kita, karena institusi tersebut Karena institusi tersebut bersifat memaksa dan mengikat masyarakatnya dalam bertindak sesuai dengan keinginannya. Pada hakikatnya para anarkis juga manusia yang sama seperti manusia lainnya, hanya saja para kelompok anarkis mereka lebih sensitif terhadap kemungkaran dan ketidakadilan, lebih cepat marah terhadap penindasan, sehingga mereka terkadang menyuarakan protes dengan tindakan kekerasan. Tetapi tindakan tersebut merupakan sebuah ekspresi dari temperamen individu dan bukan berasal dari suatu teori yang khusus.

Jika dilihat dari pengertian tersebut maka anarkisme tidak boleh serta merta dipersepsikan sebagai kaum penghacur masyarakat, walaupun memang kerusuhan seringkali dibuat oleh kelompok anti hierarkis ini disetiap kali mereka menjalankan aksinya, tetapi kerusuhan tersebut ditunjukan kepada pemegang kekuasaan karena mereka menanggap cara paling efektif melawan sebuah penindasan dari kekuasaan hierarkis adalah dengan membuat sesuatu kekacauan, bisa kita lihat selama ini, Aksi yang menggunakan kekacauan. Bisa lebih cepat direspon dari pada aksi damai sambil membawa sebuah bunga.

Dengan demikian, anarkisme adalah ideal mengenai kondisi mengenai sebuah tatanan masyarakat tanpa kekuasaan dan pemaksaan, dimana semua manusia harus sama; dan hidup di dalam kebebasan, kedamaian dan harmoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun