[caption id="attachment_296859" align="aligncenter" width="300" caption="Dua box milik Taman Baca Tunas Bangsa Dayamurni"][/caption]
Hari ini adalah hari yang cerah dan sangat membahagiakan untuk kami. Dua box penuh berisi buku ada didepan mata, dan siap untuk disambut oleh anak-anak disana...ya, disana disebuah desa tempat kami merintis perpustakaan. Setelah beberapa waktu kesulitan menambah koleksi buku, akhirnya harapan itu diulurkan oleh sebuah perpustakaan nasional di Singapura. Ya, National Library Board Singapore, tanpa basa-basi langsung menyetujui untuk memberikan 100 buku untuk perpustakaan “kampung” kami.
Ya, saya dan seorang teman sedang merintis sebuah perpustakaan gratis didaerah asal. Bisa dibaca selengkapnya disini http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/03/berikan-satu-buku-saja-agar-mereka-melihat-dunia-570462.html. Sejak dimana hari kami bersepakat untuk mulai merintisnya, sejak itulah kami berusaha mengkoleksi buku-buku untuk bisa dibaca secara gratis oleh anak-anak desa, yang ada disekitar rumah kawan saya, yang dijadikan tempat membaca. Meski tidak ada tempat khusus, misal gedung/ bangunan khusus perpustakaan, namun kami bahagia, lantaran setiap minggunya anak-anak berdatangan untuk membaca buku-buku yang ada. Memang hanya seminggu sekali saja anak-anak datang, namun itu sudah cukup, dikarenakan dihari biasa mereka sekolah sampai siang. Selepas sekolah tak lama kemudian mereka kesekolah agama (tempat pendidikan Alquran) sampai sore. Dan malam hari tentu saatnya mereka belajar dirumah. Itulah sebabnya mengapa hanya hari minggu saja mereka datang untuk membaca.




Diatas adalah contoh dari beberapa buku koleksi perpustakaan kami. Kami akui buku-buku koleksi saat ini masih terbatas. Terbatas semampu kami untuk menambah koleksi dengan kocek sendiri. Sebenarnya saya sendiri sudah mengundang kawan-kawan kami untuk mendonasikan buku meski hanya satu, tidak harus baru, yang penting isinya bermanfaat, namun sampai detik ini hanya kata “ya”, “insyallah”, yang kami terima. Ya, tidak masalah kami tunggu bukunya sampai ditangan-tangan mungil anak-anak untuk dibaca. Sampai pada akhirnya selintas pikiran saya melayang pada sebuah perpustakaan yang ada di Bukit Batok, yang bertempat dilantai 3 West Mall. O barangkali ada kesempatan untuk kami memasukinya, dan meminta donasi buku dari mereka (perpustakaan Bukit Batok Singapura). Tapi kata suami saya akan lebih baik langsung kirim e-mail ke NLB (National Library Board), yang menjadi pusat segala pusat perpustakaan di Singapura. Saya ragu, apakah mungkin mereka mau mendonasikan buku-buku pada kami, karena kalau dilihat-lihat, apalah arti perpustakaan rintisan kami ini, hanya sebuah perpustakaan kampung, yang berada dikampung, tidak punya tempat semacam gedung, apalagi punya nama tenar, sementara NLB adalah induk perpustakaan di Singapura. Jujur, saya ciut sendiri...
Jumat siang (18 oktober 2013) kami mengirim e-mail, sebuah e-mail perkenalan dari kami yang berada di Singapura, apa yang sedang kami lakukan, serta maksud dan tujuan dari apa yang sedang kami buat, tak lupa melampirkan tulisan yang menyangkut perpustakaan gratis ini. Sampai tengah malam kami baru mengetahui, ternyata NLB (National Library Board Singapore) memberikan balasan, yang intinya mereka langsung merespon permintaan akan buku. Wow..cepat sekali responnnya, tanpa basi-basi. Saya terus bingung, bukan apa-apa bingungnya, kok orang asing lebih cepat respon dan mendukung, ketimbang orang dari negeri sendiri??...Lha kawan saya yang setiap hari makan enak-enak (ayam, tengkleng, seafood) jawabannya “iya” saja sampai sekarang, padahal kalau beli buku bekas, seporsi seafood sudah dapat barang dua buku??...Hati saya haru bercampur senang, akhirnya ada yang men-support perpustakaan “kampung” kami.
Tanpa banyak persyaratan, aturan atau apapun, kami langsung diminta untuk mengisi formulir permintaan buku. Kami bingung lagi, mau minta buku berapa?? Angka 25- 100 buku langsung kami cantumkan, dengan berharap-harap cemas mau tidak mereka mendonasikan buku untuk kami. Minggu tengah malam (20 oktober 2013) formulir itu kami kembalikan, dan....seketika dibalas “OKE” dan akan langsung disiapkan! Terimakasih Gusti...rejekinya untuk anak-anak, dapat buku bacaa baru, horee...! Karena mereka sudah mulai bosan baca buku hanya itu-itu saja. Tanpa banyak mengulur waktu, selasa sore kemarin sudah diberi kabar bahwa buku-buku kami telah siap untuk diambil di NLB yang berada di Marine Parade (Community Club). Maka kamis siang (24 oktober 2013) buku-buku itu berada ditangan kami, tertata rapi dalam dua box yang siap untuk dikirimkan ketempat dimana perpustakaan kami berada. Ya, 100 buku didonasikan NLB (National Library Board Singapore) untuk perpustakaan “kampung” kami, yang kami beri nama “TAMAN BACA TUNAS BANGSA DAYAMURNI”.
Semoga anak-anak gembira menyambut kedatangan buku-buku koleksi baru ini, ditunggu ya....Meski hanya anak desa, namun kami berharap mereka juga memiliki pengetahuan dan wawasan luas, dengan menjadi anak yang gemar membaca. Semoga 100 buku dari NLB akan sangat bermanfaat bagi mereka. Terimakasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI