Mohon tunggu...
Achmad SFachrezzy
Achmad SFachrezzy Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kecintaan saya dengan bidang tulis menulis ( menulis di majalah, media online, buku hingga media lainnya). Pada akhirnya membuat saya selalu tertantang untuk selalu meningkatkan kemampuan saya dalam bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Sektor Bisnis Properti dan Konstruksi

23 Oktober 2019   09:40 Diperbarui: 23 Oktober 2019   09:44 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Property Business Trens in Asia Pasific Directing  on Digital Business & Technology Collaboration

Sektor properti dan konstruksi, saat  ini bisa di katakan menjadi salah satu sektor riil yang banyak menjadi perhatian. Tidak saja oleh pebisnis yang berasal dari  kalangan pemerintah, tetapi juga  kalangan swasta.  Hal itu didasarkan pada satu kondisi, bahwa potensi kapitalisasi pasar untuk kedua sektor  ini selalu meningkat. 

Jika dilihat dari kapitalisasi pasar yang ada di sektor properti misalnya, di tahun 2019 saja nilainya sudah berada di angka Rp 110-120 triliun. Sementara untuk sektor konstruksinya sendiri, saat  ini di tahun 2019 angkanya  untuk sektor pembangunan gedung berada di angka Rp152,003 triliun agak menurun di banding tahun 2018 dengan kisaran angka 0,4%. Itu belum termasuk konstruksi  di luar gedung  seperti perumahan,  infrastruktur dan lainnya. Sementara pemerintah sendjri melalui APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ) tahun 2020 memberikan anggaran yang cukup besar untuk sektor konstruksi yang berhubungan dengan infrastruktur yaitu sebesar Rp419,2 triliun atau naik sekitar 4,9% di banding tahun 2018.

Kondisi ini memang menunjukkan bahwa sektor properti dan konstruksi di tahun 2019 dan 2020 masih menunjukkan dominasinya sebagai salah satu sektor riil yang menjadi perhatian banyak pihak. Ada beberapa indikator yang bisa memberikan satu gambaran, bagaimana tren peningkatan sektor properti dan konstruksi di Indonesia. Hal  itu bisa di lihat dari beberapa hal seperti misalnya : memasuki semester ke-2 tahun 2019 ada beberapa investor asing yang mulai aktif untuk mengembangkan proyeknya di Indonesia.

Adalah proyek Tangerang New Industry City ( TNIC ) sebuah proyek prestisius yang di kembangkan oleh kolaborasi 2 negara China dan Singapura.  Dimana proyek yang rencananya menelan anggaran sekitar Rp19,5 triliun ini di kembangkan oleh CFLD International, sebuah perusahaan besar yang berasal dari China. Sedangkan untuk mitranya sendiri berasal dari Singapura bernama Samanea, perusahaan yang fokus dalam pengembangan  properti pusat perbelanjaan di negaranya.

Beberapa indikator positif yang telah di jelaskan diatas, sejalan dengan prediksi yang diberikan oleh asosiasi properti sekelas REI ( Real Estat Indonesia).  Dari akumulasi data yang selama 3 tahun ini telah di kumpulkan, memang terlihat bahwa sejak 3 tahun lalu jumlah total dana investasi yang berhasil di keluarkan oleh investor asing yang masuk ke Indonesia  jumlahnya sudah mencapai Rp105 triliun. Dari kondisi ini, kita bisa melihat bahwa  Indonesia, dimata investor properti dan konstruksi masih menjadi salah satu destinasi investasi mereka di masa kini dan mendatang.

Bicara properti memang kita bicara soal potensi sebuah kawasan. Dimana ketika Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi  yang menarik. Hal itu tidak  terlepas dari potensi yang ada di kawasan regional Asean dan Asia Pasific. Dengan melihat  tren yang terjadi di kawasan Asia Pasific yang mengarah pada peningkatan potensi bisnisnya. Maka hal itu  berimbas positif ke Indonesia. Dimana kita semua tahu  dibanding negara-negara di  kawasan Asean, memang Indonesia paling banyak memiliki potensi yang menarik untuk sektor properti. (1) Indonesia adalah negara kepulauan yang sedang berkembang. Sehingga di butuhkan banyak investasi dan pengembangan kawasan properti di seluruh Indonesia  (2) Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah  penduduk terbesar di dunia.  Ini menjadi salah satu pasar yang sangat menarik bagi para investor  properti dari luar.

Beberapa dasar yang telah di jelaskan diatas, memang sejalan dengan kondisi  yang sedang terjadi di kawasan Asia Pasific. (1) Terjadinya peningkatan bisnis properti yang didasarkan pada kekuatan  fundamental demografi  suatu negara.  Jika  hal ini di kaitkan dengan Indonesia, jelas sangat tepat karena hingga  tahun 2019 jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa. (2) Prediksinya di tahun 2027 jumlah penduduk yang bermukim di perkotaan untuk kawasan Asia Pasific akan mecapai 400 juta jiwa lebih.

Itu jika di lihat dari kaca mata jumlah penduduk di kawasan Asia Pasific.  Sedangkan jika di kaitkan dengan salah satu sektor properti dari  6 sektor yang ada di dalamnya yaitu sektor ritel.  Maka satu hal yang mesti menjadi perhatian adalah bahwa di tahun 2021, pertumbuhan bisnis di sektor

e-commerce akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan karena bisa mencapai US$ 1,6 trilliun. Itulah paparan bisnis  yang telah di jelaskan oleh James Taylor, Head Reseach JLL Indonesia. Realisasinya adalah, dengan melihat besarnya potensi bisnis yang ada di sektor properti saat ini dan kedepan. Maka menurut  James sektor perkantoran dan pergudangan akan menjadi sektor yang cukup banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan  bisnis properti di Indonesia.

Terkait dengan apa yang di jelaskan diatas, Handri Kosada, CEO Barantum memiliki perspektif bisnis tersendiri dilihat dari kaca mata industri digital teknologi yang menjadi concernya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun