Keselamatan fisik adalah bagian dari ibadah, karena menjaga nyawa manusia termasuk maqid syar'ah---tujuan pokok syariat.Â
Maka, setiap tiang yang berdiri di pesantren seharusnya berdiri di atas fondasi amanah: niat baik yang disertai ilmu, tanggung jawab, dan cinta kepada kehidupan.
Runtuhnya bangunan Al-Khoziny seharusnya tidak membuat kita berhenti pada kesedihan. Ia adalah cermin yang memaksa kita menatap wajah kepemimpinan dan manajemen pendidikan keagamaan di negeri ini.Â
Bahwa kita perlu membangun budaya baru: budaya keselamatan, transparansi, dan kesediaan untuk diaudit.Â
Bahwa kasih sayang tidak cukup hanya diucapkan di mimbar, tetapi harus diwujudkan dalam setiap keputusan yang melindungi manusia.
Jika surat At-Taubah:128 hidup dalam cara kita memimpin, maka setiap keputusan yang menyangkut keselamatan publik akan menjadi ibadah yang sejati---bukan hanya meninggikan tembok, tetapi juga meninggikan nilai kemanusiaan.
Karena pada akhirnya, bangunan yang paling kuat bukanlah yang terbuat dari besi dan semen, melainkan yang disangga oleh hati yang peka, pikiran yang cermat, dan tanggung jawab profetik yang jernih.
Jombang, 13 Oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI