Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mengapa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Masih Dipandang Pelajaran "Hiburan"?

10 Mei 2020   20:17 Diperbarui: 10 Mei 2020   20:17 1859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kompas.com/M LATIEF

Berdiam diri di rumah akibat anjuran Di Rumah Saja bukan berarti kita benar-benar diam. Tidak mengerjakan apa pun. Atau lebih sering menghabiskan waktu dengan rebahan.

Di tengah situasi pandemi, diperlukan keseimbangan mengorganisasikan kegiatan selama di rumah. Prinsipnya, terlalu sering berdiam diri tidak bagus untuk kesehatan. Demikian pula, terlalu banyak bekerja dan bergerak juga tidak baik bagi imunitas.

Olahraga menjadi salah satu aktivitas yang tidak boleh diabaikan. Penelitian telah membuktikan bahwa olah raga dapat mempengaruhi imunitas tubuh. Menurut ilmuwan olahraga, imunitas olahraga mengacu pada respons sistemik mucosal (lapisan mukus di jalur pernapasan).

Bagaimana kita bisa mengukur kebutuhan olahraga saat di rumah saja? Terlalu banyak dan terlalu sedikit itu sama-sama buruk, ungkap Tamara Hew-Butler, Associate Professor of Exercise and Sports Science, Wayne State University.

Yang baik adalah porsi yang sedang-sedang saja. Ada di tengah-tengah. Ilmuwan menyebut fenomena itu sebagai kurva berbentuk huruf  "J".

Oleh karena itu, penting sekali menjaga keseimbangan aktivitas saat kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Termasuk aktivitas anak-anak, yang cenderung lebih banyak diam manakala sudah memegang HP. Anak-anak juga perlu berolahraga dalam porsi yang cukup.

Sejak mulai belajar di rumah, anak saya yang duduk di kelas satu sekolah dasar, juga mendapat tugas dan panduan tetap berolahraga. Asumsi bahwa selama di rumah anak tidak banyak melakukan aktivitas fisik diantisipasi oleh program sekolah. 

Selain belajar di rumah, anak juga berolah raga di rumah. Ini salah satu tugas harian yang harus dilaporkan ke sekolah. Foto: Dok. Pribadi/ASS
Selain belajar di rumah, anak juga berolah raga di rumah. Ini salah satu tugas harian yang harus dilaporkan ke sekolah. Foto: Dok. Pribadi/ASS
Ini tugas bukan saja menarik, tetapi juga memberi manfaat kepada anak. Di masa pertumbuhan, berolahraga membantu anak mengontrol berat badan, membentuk tulang yang sehat, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun pola tidur yang sehat.

Sayangnya, aktivitas di rumah tidak memberi pilihan olahraga yang beragam. Meski demikian, anak-anak bisa mencoba ragam olahraga sesuai situasi dan kondisi. Selain itu, tidak kalah penting adalah  memberi kesempatan anak melakukan aktivitas fisik secara bebas namun terukur.

Bersepeda adalah aktivitas fisik yang akrab dilakukan anak. Lingkungan rumah yang sepi di pagi hari dimanfaatkan anak saya bersepeda keliling kampung. Ia bebas memacu sepedanya tanpa khawatir berpapasan dengan motor atau mobil.

Kelihatannya sepele, namun berolahraga dan aktivitas fisik yang terukur dan berkualitas dapat menumbuhkan perkembangan fisik, moral, emosional, sosial, budaya, dan intelektual anak.

Saya menyampaikan apresiasi positif kepada sekolah anak saya, SDN Kepanjen II Jombang. Program berolahraga di rumah membuka kesadaran kita bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) tidak kalah penting dibandingkan tugas mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun