Banyak hal yang tak perlu berhenti
Banyak energi yang terus bisa kita bagi
Jangan biarkan ruang dan waktu membatasi
Ayo sebarkan energi tulusmu, bagikan kebaikan suci setiap hari
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadan 1441 Hijriah
Cukup lama saya dan keluarga tidak menyalakan televisi. Tayangan prime time lewat begitu saja. Iklan sirup yang menandai bulan Ramadan segera tiba tidak lagi jadi perhatian. Apalagi sinetron yang tidak jelas jluntrung-nya saya "talak tiga".
Sebagai gantinya saya menyimak beranda YouTube, memilih dan memilah tontonan yang menarik dan memberi edukasi. Kadang, nonton berdua bersama anak saya yang bontot. Saya pun menemukan kenikmatan berdiskusi bersama anak saya yang duduk kelas satu sekolah dasar.
Memang agak terganggu juga dengan iklan yang tiba-tiba memotong. Tapi, tak apalah. Hanya beberapa detik saja ia lewat.
Saking seringnya disuguhi iklan, saya jadi merasa "kebal". Tidak kaget, tidak gumun, tidak pula lantas berteriak "Wow!".Â
Namun, ada satu iklan yang mencuri perhatian saya. TVC Ramadan Pertamina 2020 bertajuk "Energi yang Tulus Tanpa Henti", merebut atensi sehingga saya merasa perlu menontonnya secara cermat.
Saya ingin menikmati apakah ada sesuatu yang baru dan berbeda dari iklan tersebut. Mari kita saksikan bersama.
Pada menit pertama kita langsung disuguhi informasi bahwa "Tayangan ini dibuat dengan mematuhi physical distancing".
Apa artinya? Iklan tersebut sejak awal telah mengabarkan kita berada di situasi pandemi. Salah satu anjuran yang patut dilaksanakan adalah menjaga jarak sosial antarorang.
Hal itu penting disampaikan karena beberapa waktu lalu ada acara shooting pembuat konten video yang melibatkan banyak kru tidak mengikuti anjuran physical distancing. Tentu, hal ini bukan  edukasi yang baik. Pembubaran pun terpaksa dilakukan.
Yang menarik, TVC Ramadan Pertamina 2020 sengaja diproduksi untuk merespons situasi pandemi. Sequence dimulai tanggal 24, 29 April, 1, 3 hingga 6 Mei. Selama dua belas hari tidak keluar rumah, ngapain saja? "Banyak hal yang tak perlu berhenti meski kita di rumah aja."
Benarkah demikian? Mari mencermatinya. Aktivitas dimulai dari ibadah shalat malam, membangunkan sahur, mengaji dan belajar. Hingga detik ke enam belas pada tayangan itu, kita menyaksikan beragam aktivitas.
Ibadah, mengaji, dan belajar tampaknya sengaja ditekankan di tengah anjuran Di Rumah Aja. Kegiatan belajar mengaji bahkan ditampilkan secara khusus. Ada pertanyaan dari Ibu, "Hukum nun mati ketemu ba namanya?" Sang anak menjawabnya, "Iqlab."
Namun, menampilkan dialog belajar ilmu Tajwid rasanya memberikan penekanan lebih khusus. Ada dua impresi sekaligus: ibadah mengaji dan belajar membaca Al-Qur'an secara benar. Menarik, bukan?
Meski di rumah aja kita tetap bisa berbagi. Masker kain siap di-packing. "Buat petugas keamanan siap dikirim ya," ucapnya. Shoot teks, "Untuk kalian / yang berjuang / dari kami yang / #dirumahaja", menguatkan narasi sebelumnya.
Bersama orang yang kita cintai pun kita tetap bisa berbagi. Jarak tidak memisahkan kita. "Tetap berbagi energi walau tak bisa langsung bertemu." Fasilitas teknologi informasi membantu kita bertatap muka dengan mereka.
Saling menanyakan kabar, "Sehat ya, Bu?" rasanya cukup menenteramkan hati. Ya, kesehatan adalah nikmat termahal yang dianugerahkan Tuhan. Ini mengandung pesan tersirat, di tengah pandemi, selain kecukupan pangan, kesehatan keluarga menjadi kebutuhan primer.
TVC Ramadan Pertamina 2020 cukup aktual di tengah situasi ketika masyarakat harus berada di rumah saja. Alur ceritanya singkat namun padat oleh pesan kebaikan. Apalagi, kita juga membutuhkan energi positif untuk berjuang bersama menghadapi situasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Energi yang tulus tanpa henti ini tak bisa dibatasi oleh dinding ruang dan sekat waktu. Dari rumah kita masing-masing kita menebar energi kebaikan.
Sayangnya, iklan bertajuk "Energi yang Tulus Tanpa Henti" menampilkan scene yang terlalu ideal. Tidak semua lapisan masyarakat memiliki kehidupan yang mapan. Mereka adalah pengguna energi gas 3 kg cap "melon". Kelas sosial ekonomi ini paling merasakan dampak pandemi.
Energi berbagi yang dijalankan oleh keluarga yang relatif mapan secara ekonomi rasanya wajar dan memang seharusnya demikian. Yang berkelebihan menolong yang kekurangan.
Pengguna produk Pertamina adalah semua lapisan masyarakat. Energi yang tulus tanpa henti akan lebih menyentuh hati manakala endorser ditata dalam scene kehidupan sosial ekonomi kelas bawah.
Tampaknya, TVC Ramadan Pertamina 2020 menekankan efektivitas iklan yang membawa pesan utama agar masyarakat disiplin melakukan aktivitas di rumah saja. Berbagi energi menjadi pesan berikutnya. Meski berada di rumah, kita bisa berbagi energi kebaikan.
Ketika saya sedang menulis tulisan ini, ada pesan masuk ke WA saya. Dikirim oleh sahabat yang tinggal di pelosok pesisir sebelah selatan Kab. Malang. Pasalnya, saya bercerita sekaligus mohon doa, Insya Allah, besok Kamis (7/5/2020), saya dan teman-teman "pejalan sunyi" akan membagi 150 paket bahan kebutuhan pokok di dusun terpencil di kecamatan Plandaan Jombang.
"Jalan menuju ke sana masih seperti dusun Bajulmati dua puluh tahun lalu," tulis saya. "Pangestunipun ya..."
Tak berselang lama, ia menjawab, "Mugi lancar sedoyo, dadi dalan mulus nang surgane Alloh, sebab nyenengno wong susah." Semoga semua lancar, menjadi jalan menuju surga Allah, sebab telah menggembirakan hati orang yang lagi susah.
Saya tercenung.Â
"Ayo sebarkan energi tulusmu, Kawan. Bagikan kebaikan suci setiap hari."
Jagalan, 060520