Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peci dan Independensi Kebangsaan

19 Agustus 2016   15:26 Diperbarui: 20 Agustus 2016   09:55 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

Pemuda belia adalah Soekarno muda yang mulai saat itu teguh menjadikan peci seperti yang disebutnya sebagai lambang semangat Indonesia merdeka.

Itulah sekelumit sejarah kebangsaan peci yang sampai hari ini menjadi simbol kebangsaan khas Indonesia. Tidak berlebihan kiranya George Quinn dalam The Learner’s Dictionary of Today’s Indonesia, mendefinisikan cap (peci) dengan mengambil contoh Soekarno. Peci dan Indonesia merdeka merupakan semangat independensi yang digelorakan Soekarno. Peci menjadi milik bukan kaum santri saja—tetap milik bangsa Indonesia.

Dalam sebuah kopiah yang menutupi kepala terdapat getar semangat merdeka dan gelora independen. Bukan sekadar merdeka dalam arti harfiah bebas dari penjajahan, melainkan merdeka dalam sikap independen membangkitkan kembali harga diri bangsa, independen menentukan identitas budaya, independen menggagas visi cita-cita kebangsaan dan kenegaraan, independen mewujudkan hidup yang adil dan makmur.

Independensi yang tidak harus diartikan menolak pengaruh dan kerja sama dari luar karena itu mustahil dijalani di tengah kehidupan internasional. Gelora independensi peci adalah keberanian dan kesungguhan mengabdi kepada kepentingan bangsa dan negara tanpa harus kehilangan identitas dan harga diri kebangsaan. 

Peci adalah simbol ekspresi independensi kebangsaan: kita harus menegakkan kepala, mata memandang cakrawala cita-cita bangsa, memiliki harga diri di tengah bangsa-bangsa lain di dunia.

Peci—bukan hanya milik dan menjadi simbol kemusliman seseorang. Ia dimiliki oleh setiap lelaki Indonesia yang di dadanya bergelora semangat merdeka dan sikap independen dalam hidup berbangsa dan bernegara. 


Namun, satu hal yang sungguh belum saya pahami sepenuhnya. Apa itu? Ketika peci dipakai oleh seorang koruptor yang tampil di depan publik. []

Jagalan 190816

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun