Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Tanpa Hadiah Anak Tetap Termotivasi?

15 Februari 2016   00:34 Diperbarui: 15 Februari 2016   08:33 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dialektika motivasi luar-dalam inilah yang semestinya diperhatikan oleh guru dan orangtua. Oleh karena itu, menjalin percakapan yang bermakna bersama anak adalah tugas orangtua yang tak boleh disepelekan. Berbicara dari hati ke hati, saling terbuka, santun berdialog dapat menyentuh kalbu anak. Hati anak yang tersentuh oleh nilai kebaikan orangtua membuahkan motivasi yang justru tumbuh dari dalam diri anak.

Menerima kekurangan anak, mendengarkan keluhan, menemukan solusi bersama, merupakan umpan balik yang ampuh untuk menanam motivasi internal. Umpan balik inilah yang sejatinya dibutuhkan anak, bukan iming-iming atau imbalan semata.

Tak kalah penting adalah menghargai proses, bukan hasil. Anak yang baru belajar melipat selimut kita hargai usahanya. Bangun tidur dia mau melipat selimut, itu sudah kemauan yang luar biasa. Apabila fokus pada hasil, dijamin kita akan uring-uringan: lipatan selimutnya pasti tidak sempurna. Dia masih anak-anak, bukan orang dewasa. Tidak rewel pada kekurangan anak merupakan cara ampuh memantik motivasi internal. []

Jagalan 150216 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun