Mohon tunggu...
Achmad Nur
Achmad Nur Mohon Tunggu... Seniman - Ahmadnrmansyah

Manusia biasa, tetapi susah bangun. Suka memberi pesan whatsapp, "okey sampai sana aku whatsapp", sampai akhirnya "Tidak, saya sudah dijemput!."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cepen | Kapan dan di Mana Kita Bisa Menciptakan Bahagia di Esok Hari?

5 Desember 2019   02:55 Diperbarui: 5 Desember 2019   02:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"ih iya seriusan tauk, sumpah."

"sumpah demi apa Don?"

"demii...kiaan mie" sambil sejenak Donbos membersikan mulutnya sehabis makan. 

"Lademie pun tertawa genit mendengar ucapan yang keluar dari mulut Donbos", langsung melanjutkan perkataan berikunya.

"Don, kamu tau nggak kenapa aku mau pacaran lagi?,

"nggak tahu Mie, emang kenapa mau pacaran lagi?"

"salah satu alasannya mengapa aku mau pacaran lagi, biar aku bisa bahagia dengan caraku sendiri, lagian aku rindu belain dan kasih sayang seorang ayah Don"

"emang ayahmu kemana?"

"hmm..., ayahku tinggalin aku sudah lama Don, dari aku masih berumur lima belas tahun, aku bersama ibuku dan adikku ditinggalin ayahku, ayahku nikah lagi dan menceraikan ibukku, ia melepas tanggung jawabnya sebagai ayah, ia memilih perempuan lain dibanding ibuku dan melupakan kalau ia sudah mempunyai anak."

"hmm.. yang sabar yaa Mie, aku juga seorang anak broken home, ayah dan ibuku juga sudah lama bercerai Miee, waktu yang kurang lebih sama denganmu, katamu tadi kamu bisa menciptakan bahagia dengan caramu sendiri, kalau begitu ayo kita ciptakan kebahagiaan kita sama-sama"

"iya Don, walaupun aku bisa bahagia dengan caraku sendiri termasuk dengan berpacaran, tetapi aku trauma Don, aku belajar dari pengalaman ayah dan ibuku yang bercerai, seorang ayah yang meninggalkan adikku yang masih kecil begitu saja tanpa peduli sedikitpun, anak kecil yang juga mau merasakan kasih sayang serorang ayah seperti anak kecil yang masih mempunyai ayah, dari pengalaman itu aku menjadi takut menikah dan mempunyai anak Don"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun