Baru-baru ini, tagar #KaburAjaDulu menjadi viral di media sosial Indonesia, mencerminkan keresahan dan kekecewaan generasi muda terhadap kondisi dalam negeri. Tagar ini muncul sebagai ajakan bagi anak muda untuk mencari peluang di luar negeri, baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Fenomena ini mencerminkan keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik dan pengalaman baru di negara lain.
Menanggapi tren #KaburAjaDulu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk introspeksi dan memahami akar permasalahan yang mendorong generasi muda merasa perlu mencari peluang di luar negeri. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas lapangan kerja, dan menciptakan iklim ekonomi yang kondusif. Selain itu, transparansi dan penegakan hukum yang tegas terhadap praktik korupsi harus menjadi prioritas untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Bekerja di luar negeri sering kali menawarkan gaji yang lebih tinggi dan kesempatan pengembangan karier yang lebih luas dibandingkan di Indonesia. Misalnya, profesi perawat di negara seperti Swiss dapat menghasilkan lebih dari USD100.000 per tahun, sementara di Indonesia gaji untuk profesi yang sama jauh lebih rendah.
Selain itu, budaya kerja di luar negeri cenderung lebih egaliter dan profesional, dengan sistem meritokrasi yang kuat. Di sisi lain, bekerja di Indonesia menawarkan kedekatan dengan keluarga dan budaya yang familiar, meskipun tantangan seperti gaji yang lebih rendah dan kesempatan karier yang terbatas masih menjadi kendala.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional melalui remitansi atau pengiriman uang. Meskipun bekerja di luar negeri, mereka tetap menunjukkan rasa nasionalisme dengan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menyumbang devisa bagi negara. Sebaliknya, praktik korupsi oleh pejabat negara justru merugikan masyarakat dan mencederai semangat nasionalisme. Oleh karena itu, bekerja di luar negeri tidak dapat dianggap kurang nasionalis dibandingkan mereka yang tinggal di dalam negeri, terutama jika kontribusi mereka nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam menghadapi fenomena #KaburAjaDulu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan kondisi yang mendorong generasi muda merasa optimis dan percaya diri membangun karier serta masa depan di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI