Mohon tunggu...
Achmad Zulfikar
Achmad Zulfikar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Data, Bola, Astrofisika

Penggemar sepak bola dan NBA. Sedang mendalami data science dan data analysis.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Penyerang Lokal Susah Garang?

24 Oktober 2021   21:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   21:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan strategi ini, karena hingga saat ini masih terbukti efektif di banyak pertandingan. Yang menjadi masalah adalah ketika operan-operan yang diluncurkan ke barisan pertahanan lawan menjadi sebuah kebiasaan. Umpan-umpan tinggi membidik kepala memang sukses diperagakan ketika penyerang asing bermain. Namun tidak banyak penyerang lokal di Indonesia yang memiliki tubuh layaknya pemain asing. Karena itu bola-bola udara kerap kali membuat tim kehilangan bola ketika penyerang lokal yang bermain.

Sebaliknya, sedikit sekali yang mampu memaksimalkan potensi kecepatan yang dimiliki oleh penyerang lokal. Pola serangan dari sayap umpan lambung membidik kepala penyerang asing telah menjadi kebiasaan bagi para pemain sayap, membuat opsi umpan terobosan jarang sekali terpikirkan. Karena itulah penyerang-penyrang cepat semacam Samsul Arif saat ini susah bersaing.

Sayangnya, cukup sulit mengatasi semua ini mengingat duduk permasalahannya adalah pada strategi pelatih. Penyerang lokal hanya dapat beradaptasi dengan strategi ini agar mendapat kesempatan bermain. Akhirnya, banyak penyerang yang memilih bertranformasi menjadi sayap yang memberikan umpan bagi penyerang asing di pertahanan lawan. Mereka yang harusnya dilayani akhirnya memilih melayani penyerang asing demi bertahan di kasta tertinggi liga Indonesia. Ironi memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun