Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Semangat Dunia pada Pameran Seni di Galeri Nasional

29 Agustus 2018   01:33 Diperbarui: 29 Agustus 2018   01:51 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari karya yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan merupakan bagian dari upaya diplomasi budaya, baik dari negara sahabat kepada Indonesia maupun sebaliknya. Karya-karya seni ciptaan perupa mancanegara yang ditampilkan dalam pameran ini ada yang merupakan pemberian kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat kepada Sukarno, dan ada pula yang dipesan oleh Presiden Sukarno sebagai apresiasinya kepada karya seni perupa negara sahabat itu. Berikut beberapa karya yang menarik perhatianku:

Lukisan anak-anak karya Gustavo Montoya dengan cat minyak pada kanvas 57 x 47 cm (dok. pribadi)
Lukisan anak-anak karya Gustavo Montoya dengan cat minyak pada kanvas 57 x 47 cm (dok. pribadi)
Patung Kepala Perempuan karya Jean-Daniel Guerry dari perunggu dengan tinggi 48 cm (dok. pribadi)
Patung Kepala Perempuan karya Jean-Daniel Guerry dari perunggu dengan tinggi 48 cm (dok. pribadi)
Penari Bali (1964) karya Shinsui Ito menggunakan body color pada kertas berukuran 154,5 x 91 cm (dok. pribadi)
Penari Bali (1964) karya Shinsui Ito menggunakan body color pada kertas berukuran 154,5 x 91 cm (dok. pribadi)
Patung Pemanah (1919) karya Zsigmond Kisfaludi Strobl berbahan perunggu dengan tinggi 225 cm (dok. pribadi)
Patung Pemanah (1919) karya Zsigmond Kisfaludi Strobl berbahan perunggu dengan tinggi 225 cm (dok. pribadi)
Bukan hanya 3 bagian karya seni itu, para pengunjung juga masih bisa melihat arsip-arsip tentang Asian Games 1962 yang pernah berlangsung di Indonesia. Data tentang Asian Games ke-4 yang diikuti 17 negara masih tersimpan rapi. Kala itu, ada 15 cabang olahraga yang dipertandingkan dan cabang olahraga bulutangkis dipertandingkan untuk pertama kali.

Arsip Asian Games 1962 (dok. pribadi)
Arsip Asian Games 1962 (dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Perangko edisi Asian Games ke-4 (dok. pribadi)
Perangko edisi Asian Games ke-4 (dok. pribadi)
Akhirnya, sampai juga aku di penghujung pintu keluar. Sebelum keluar, ada pemberitahuan bahwa akan ada penampilan dari Jakarta Chamber, kuartet musik gesek Universitas Pelita Harapan (UPH). Aku dan teman-teman Kompasianer lain menonton pertunjukkan tersebut sebelum bergegas keluar. Tim musik tersebut mendendangkan lagu-lagu daerah dan nasional. 'Wah, rasanya aku semakin bangga dengan nilai-nilai seni Indonesia', ujarku dalam hati.

Penampilan mini Jakarta Chamber (dok. pribadi)
Penampilan mini Jakarta Chamber (dok. pribadi)
Akhir pekan ke museum akan menjadi agenda hari-hari ku ke depan. Belajar kembali sejarah bangsa dan menjadi saksi bahwa bukti otentik itu masih ada. Kalau bukan kita yang masih muda tidak bersinergi, lantas siapa lagi yang mau memberi apresiasi terhadap karya seni.

"Indonesia Semangat Dunia". Frase itu yang mampu menghidupkan dan menggelorakan semangat yang terpancar dari karya seni yang dipamerkan. Ada nuansa kebangsaan, kreativitas,  sportivitas, dan kerja sama yang lebih luas. Tidak sebatas pada nilai estetika dan resepsi terhadap karya, ada yang lebih dalam tentang menumbuhkan rasa bangga atas persahabatan dan kerja sama budaya antar bangsa yang telah dilakukan oleh Indonesia. 

Perkenalan terhadap budaya nusantara sekaligus memberi semangat kepada masyarakat untuk terus berkreasi dan berinovasi. Ayo, ke GalNas!

Komunitas CLICK foto bersama kurator Pameran Seni Indonesia Semangat Dunia (dok. pribadi)
Komunitas CLICK foto bersama kurator Pameran Seni Indonesia Semangat Dunia (dok. pribadi)
#SalamKreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun