Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Seram Dua Hantu Perempuan di Sekolah

4 September 2019   02:59 Diperbarui: 30 Juli 2021   03:55 4760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Seram Dua Hantu Perempuan di Sekolah (https://cewekbanget.grid.id )

Menjelang usai pelajaran ekstrakurikuler tari, hujan bagai ditumpahkan dari langit. Sebagian siswa yang membawa mentel nekad pulang. Sementara, Listya beserta Bu Windah yang lupa membawa mantel harus bertahan tinggal di dalam aula sekolah itu. Karena hujan telah reda beserta datangnya senja, Listya beserta Bu Windah keluar dari aula. Menuruni anak tangga yang terletak di antara ruang lab dan ruang guru. Sewaktu di teras ruang lab, Listya mendengar suara gamelan yang bersumber dari aula. "Bu Windah mendengar suara gamelan itu?"

"Ya. Aku mendengarnya."

"Kita kembali ke aula, Bu?"

"Tak usah!"

"Tapi, aku penasaran."

"Penasaran boleh. Tapi, kau tak usah membuktikan."

"Kenapa, Bu?"

"Aku khawatir, kau nanti ketakutan." Bu Windah melihat kalau hujan mulai reda bersama lenyapnya suara gamelan itu. "Mari kita pulang, Lis!"

Listya mengikuti Bu Windah. Melangkah menuju ruang parkir, di mana sepeda motor mereka berada di sana. Sesudah keluar dari pintu gerbang sekolah, mereka berpisah jalan. Bu Windah ke arah  kiri. Listya ke arah kanan. 

Sepanjang perjalanan pulang, Listya terus teringat dengan suara gamelan yang bersumber dari aula yang biasa digunakan untuk belajar tari.

Setiba di rumah, Listya menyalakan laptopnya. Menyambungkan kabel data dari kamera ke laptop. Sesudah foto Santi yang tengah mempraktikan tari Gambyong di aula itu diperbesar melalui Windows Picture and Fax Viewer, Listya terbelalak matanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun