Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Air Mata Kuda Sembrani

20 Maret 2018   12:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   12:20 1976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: webneel.com

***

RATU Sri Wulan berang saat mendapat laporan dari prajurit bahwa pasukan Pajajaran memasuki alun-alun Nusatembini. Tanpa punggawa, panglima perang, dan pasukan jin; ia menghadapi Patih Tilandanu beserta pasukannya.

Di alun-alun, Ratu Sri Wulan mencabut konde yang menancap di rambutnya. Melemparkan konde itu ke angkasa. Tiba-tiba cahaya yang menyilaukan memancar dari langit. Membutakan mata orang-orang Pajajaran. Karena sifat mulianya, ratu Nusatembini itu mengampuni dan menyembuhkan orang-orang Pajajaran dengan air mata kuda sembrani.

Seusai Patih Tilandanu menyampaikan maksud kedatangannya ke Nusatembini, Ratu Sri Wulan memberikan seguci air mata kuda sembrani. Sepulang di Pajajaran, guci itu diserahkan oleh Patih Tilandanu pada Prabu Bannyak Blabur. Oleh Ki Charak, guci itu ditanam di alun-alun. Dalam hitungan hari, Pajajaran terbebas dari wabah penyakit.

Bersuka-citalah Prabu Banyak Blabur tatkala seluruh rakyat dan putrinya berhasil disembuhkan dari penyakitnya. Sejak itu, permusuhan antara Pajajaran dan Nusatembini berakhir dengan perdamaian. Tak ada perang. Sehingga rakyat dari kedua kerajaan itu hidup dalam ketenteraman.

-Sri Wintala Achmad-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun