Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membaca Prasasti, Membaca Sejarah Medang

12 Februari 2018   23:25 Diperbarui: 13 Februari 2018   18:39 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
candi.perpusnas.go.id

Semasa terjadi letusan gunung Merapi yang disertai gempa bumi vulkanik pada sekitar tahun 928-929, Mpu Sindok memindahkan istana Medang dari Poh Pitu (Jawa Tengah) ke Tamlang yang kemudian di Watungaluh (Jawa Timur). Selama menjabat sebagai penguasa pertama di Kerajaan Medang periode Jawa Timur, Mpu Sindok meninggalkan banyak prasasti, antara lain:

  • Prasasti Turyan (929). Prasasti ini berisi tentang permohonan Dang Atu Mpu Sahitya pada Mpu Sindok, agar tanah di sebelah barat sungai desa Turyan dijadikan bangunan suci.
  • Prasasti Linggasutan (929). Prasasti ini berisi tentang penetapan desa Linggasutan sebagai sima swatantra.
  • Prasasti Gulung-Gulung (929). Prasasti ini berisi tentang permohonan Rakai Hujung Mpu Madhura pada Mpu Sindok agar sawah di desa Gulung-Gulung dijadikan sima swatantra.
  • Prasasti Cunggrang (929). Prasasti ini berisi tentang penetapan Mpu Sindok atas desa Cunggrang sebagai sima swatantra.
  • Prasasti Jru-Jru (930). Prasasti ini berisi tentang permohonan Rakai Hujung Mpu Madhura pada Mpu Sindok agar desa Jru-Jru sebagai sima swatantra.
  • Prasasti Waharu (931). Prasasti ini berisi tentang penganugerahan Mpu Sindok pada penduduk desa Waharu yang dipimpin oleh Buyut Manggali.
  • Prasasti Sumbut (931). Prasasti ini berisi tentang penetapan desa Sumbut sebagai sima swatantra.
  • Prasasti Wulig (935). Prasasti ini berisi tentang peresmian bendungan di Wuatan Wulas dan Wuatan Tamya yang dilakukan Rakryan Mangibil (selir Mpu Sindok).
  • Prasasti Anjluka (937). Prasasti ini berisi tentang penetapan Mpu Sindok atas desa Anjluka sebagai sima swatantra.
  • Prasasti Gedangan
  • Prasasti Gedangan (950) menyebutkan bahwa Sri Isyana Tunggawijaya (raja Medang periode Jawa Timur ke dua) telah menganugerahkan desa Bungur Lor dan Asana pada para pendeta Buddha di Bodhinimba.

Prasasti Pucangan

Prasasti Pucangan menyebutkan bahwa Sri Makutawangsawardhana merupakan Sri Isyana Tunggawijaya dan Sri Lokapala. Selain menjelaskan tentang Sri Makutawangsawardhana yang memiliki putri bernama Mahendradatta (ibu dari Airlangga), Prasasti Pucangan pula menjelaskan tentang runtuhnya kerajaan Medang periode Jawa Timur semasa pemerintahan Dhamawangsa Teguh. Runtuhnya kerajaan Medang tersebut kemudian dikenal dengan istilah Mahapralaya.

Catatan Akhir

Pasca peristiwa Mahapralaya (kematian/kehancuran maha dahsyat) yang terjadi pada tahun 1007 atau sebagian sejarawan menafsirkan pada tahun 1016 (sasalancana abdi vadane) tersebut, riwayat kerajaan Medang telah berakhir. Namun melalui prasasti-prasasti yang ditinggalkan, nama kerajaan Medang baik pada periode Jawa Tengah maupun Jawa Timur tetap eksis hingga kini. Disitulah letak kedahsyatan fungsi (makna) prasasti dalam sejarah peradaban manusia. [Sri Wintala Achmad]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun