Mohon tunggu...
Achmad Adzimil Burhan
Achmad Adzimil Burhan Mohon Tunggu... Santri, Pelajar, Penulis

Seorang santri dan pelajar. Penghafal Al Qur'an. Suka menulis berbagai topik termasuk self improvement, pendidikan, filsafat, psikologi, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Pendidikan Gaya Bank Harus Ditinggalkan?

8 Juni 2025   10:00 Diperbarui: 8 Juni 2025   10:12 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pendidikan gaya bank, guru dan murid seperti dua kutub yang bertentangan. Guru aktif, murid pasif. Guru tahu, murid tidak tahu. Maka pendidikan hadap-masalah mengajak kita untuk membongkar kutub ini.

Guru harus bisa berperan sebagai fasilitator—bukan penguasa kelas. Ia menghidupkan diskusi, mendorong eksplorasi, dan memantik pertanyaan. Di saat yang sama, murid juga berperan sebagai subjek pembelajar. Mereka didorong untuk bertanya, mengkritik, dan menemukan makna dari materi yang mereka pelajari.

Dengan begitu, guru bisa belajar dari murid, dan murid bisa menjadi guru bagi teman-temannya. Dialog menjadi inti dari proses belajar, bukan ceramah satu arah.

2. Melihat Manusia sebagai Makhluk yang Sedang Menjadi

Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, tapi tentang keberadaan manusia. Freire mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu berada dalam proses menjadi. Artinya, kita tidak pernah selesai belajar, berpikir, dan tumbuh.

Maka pendidikan hadap-masalah mengajak kita untuk menyambungkan pelajaran dengan realitas. Apa yang dipelajari harus relevan dengan kehidupan sehari-hari. Guru dan murid diajak melihat problem sosial, krisis kemanusiaan, ketimpangan lingkungan, dan menjadikannya bagian dari proses belajar.

Dengan pendekatan ini, pendidikan menjadi proses yang hidup. Murid tidak hanya menghafal teori, tapi juga merefleksikan dan menghidupi pengetahuan itu dalam tindakan nyata.

Menuju Pendidikan yang Membebaskan

Kita sedang hidup di tengah zaman di mana pendidikan sering kali dikomersialisasi, diukur hanya dengan nilai ujian, dan dijauhkan dari tujuan utamanya: membebaskan manusia dari kebodohan dan ketidakadilan.

Pendidikan gaya bank sudah saatnya ditinggalkan. Ia tidak relevan untuk mencetak generasi kritis yang siap menghadapi dunia yang kompleks. Kita butuh pendekatan baru yang membangun dialog, menghidupkan kesadaran, dan memberi ruang bagi murid untuk tumbuh secara utuh.

Menerapkan pendidikan hadap-masalah adalah langkah awal menuju pembebasan pendidikan. Sebuah jalan yang tidak mudah, tapi sangat mungkin jika semua pihak bersedia membuka diri untuk berubah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun