Siti yang takut dibilang tidak setia kawan, terpaksa mengikuti Musiyem.
***
Sementara di tempat lain, Yanie dan ketiga anggotanya terlihat mulai lelah merayap di antara hamparan jerami sisa musim panen.
"Bu Ida Bayam, kayaknya kita udah merayap terlalu jauh, sampek kapan kita hurus kayak gini?" keluh Wien dengan napas terengah-engah.
"Iya Bu, coba liat instruksi selanjutnya," pinta Yanie yang juga kelelahan. "Kita udah hampir sampek batas persawahan ini."
"Waduh, ternyata halaman berikutnya sobek!" Ida Bayam terkejut. "Pantes dari tadi saya perhatiin kok langsung judul baru."
"Ya Alloh, ternyata begitu berat cobaan yang Engkau berikan pada hamba-Mu ini," keluh Wien dengan posisi telentang menatap langit.
"Sabar, Dek. Kita udah melangkah sejauh ini, tak sedikit yang sudah kita korbankan. Jadi, sayang kalo kita harus menyerah," ucap Yanie yang memang jago berorasi.
Mendengar itu seketika Ida Kusdiati terharu meneteskan air mata seraya berucap, "Merdeka!"
Lalu, tanpa sengaja mereka berempat mendapati Musiyem, Mboy, dan Siti yang sedang berlari.
"Alhamdulillah, sepertinya Alloh mendengar doa kita," ucap Ida Kusdiati. "Pasti mereka sedang mengejar garangan."