Mohon tunggu...
Lutfi Ramdani
Lutfi Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Learner

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Di Balik "Pengkhianatan" Yusril dan Pertaruhan Suara PBB

10 April 2019   10:47 Diperbarui: 10 April 2019   15:10 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Twitter/@PBB2019

Yusril juga melihat, di tingkat akar rumput, PBB juga masih kesulitan untuk bersaing dengan PKS dan PAN yang sama-sama mendukung Prabowo. Sebagaimana kita tahu, platform PKS dan PBB tidak jauh berbeda yakni sama-sama partai Islam. 

Segmen pemilih keduanya juga tidak jauh berbeda, yakni segmen pemilih muslim taat yang mendukung nilai-nilai Islam. Namun dalam dua kali pemilu terakhir, PKS selalu lolos parliamantary threshold sedangkan PBB tidak lolos.

Hal itulah yang mendorong Yusril mencoba membawa PBB ke poros Jokowi dengan harapan bahwa segmen pemilih muslim taat yang mendukung Jokowi, namun enggan memilih parta-partai nasionalis, akan mengalihkan suaranya ke PBB, daripada ke PKS atau PAN yang mendukung Prabowo. Ini adalah pertaruhan berani dari Yusril.

Ketiga, Yusril menganalisis bahwa Jokowi sebagai petahana berpeluang kuat untuk memenangkan Pilpres. Andaikata PBB tetap tidak lolos parliamentary threshold, namun Jokowi memenangkan piplres, Yusril tetap bisa ikut mengambil peran penting dalam Pemerintahan Jokowi. Melalui perannya tersebut, ia bisa memperkuat posisi politiknya. 

Ia juga akan lebih mudah dalam membangun kembali suara PBB untuk Pemilu 2024 nanti. Selain itu, ia tetap bisa menjalankan tugasnya yang selama ini telah dilakukan, yakni konsisten membela kepentingan umat yang didzalimi, meskipun dengan cara berkoalisi.

Meskipun sikap Yusril adalah murni strategi politik untuk memenangkan partainya, tetapi sikapnya tersebut tetap tak bisa diterima kubu Rizieq dkk. Yusril telah keluar dari poros politik yang telah terbentuk pasca Pilkada DKI yang memposisikan rezim Jokowi sebagai rezim anti Islam. 

Posisi Rizieq Shihab yang memilih berada di luar negeri merupakan bukti kuat bahwa pentolan Aksi 212 tersebut masih menjadi target utama kriminalisasi pemerintah.

Yusril kini mendapat cap sebagai pengkhianat. Akibat berkonflik dengan Rizieq, Yusril ditegur oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) sebagai salah satu lembaga yang turut membidani kelahiran PBB.

Teguran tersebut cukup keras bahkan jika tidak diindahkan, Yusril dianggap bukan lagi bagian dari keluarga besar DDII dan Masyumi. Tentu ini ujian berat untuk Yusril, akankah ia akhirnya menjadi pemenang dan pahlawan bagi umat yang terdzalimi, atau pecundang yang akhirnya mengubur mati partainya sendiri. Semuanya akan terjawab pada 17 April 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun