Sebuah kisah lain datang dari seorang pemuda yang dulu kukenal. Ia adalah seseorang yang dulunya jauh dari agama, lebih senang menghabiskan waktunya dengan hal-hal duniawi. Namun, suatu hari ia mengalami kecelakaan hebat yang hampir merenggut nyawanya. Saat itu, dalam kondisi setengah sadar, ia berbisik, "Ya Allah, beri aku kesempatan sekali lagi untuk bertemu Ramadan dan memperbaiki semuanya."
Allah mengabulkan doanya. Ramadan berikutnya, ia berubah menjadi sosok yang berbeda---selalu berada di saf terdepan dalam shalat, menghafal Al-Qur'an dengan tekun, dan menghabiskan malamnya dalam ibadah. "Aku tak ingin menyesal lagi," katanya kepadaku. Ia telah merasakan betapa dekatnya kematian dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kedua.
Aku tersadar, meskipun Ramadan tahun ini hampir berakhir, aku masih punya waktu. Allah tidak pernah menutup pintu ampunan bagi hamba-Nya yang datang dengan hati penuh penyesalan. Malam-malam terakhir ini harus menjadi waktu terbaikku. Aku tidak ingin Ramadan berlalu tanpa meninggalkan bekas dalam jiwaku.
Maafkan aku, Ramadan, karena tak menyambutmu dengan sebaik-baiknya sejak awal. Tapi aku masih ingin berharap---semoga aku masih sempat meraih ampunan, semoga aku masih bisa merasakan keindahan bertemu denganmu di tahun berikutnya. Jika pun ini adalah Ramadan terakhirku, aku ingin mengakhiri dengan penuh makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI