Resep Rahasia Apoteker - Kisah Dibalik Meja Racik
DISCLAIMER
Karya ini adalah karya fiksi. Nama tokoh, tempat, institusi, dan peristiwa dalam cerita ini sepenuhnya merupakan hasil imajinasi penulis. Jika terdapat kemiripan dengan kejadian nyata, nama individu, atau institusi tertentu, itu adalah kebetulan yang tidak disengaja.
Meskipun cerita ini mengangkat isu-isu yang relevan dalam dunia farmasi dan kesehatan, isi cerita bukan merupakan representasi resmi dari kebijakan, praktik medis, atau regulasi tertentu. Semua pandangan dan opini yang disampaikan dalam buku ini sepenuhnya merupakan perspektif fiksi yang bertujuan untuk menggambarkan dinamika profesi apoteker secara naratif.
Cerita ini tidak dimaksudkan sebagai referensi medis atau hukum. Untuk informasi yang valid mengenai praktik farmasi dan kesehatan, pembaca disarankan untuk merujuk pada sumber resmi, regulasi yang berlaku, atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang berwenang.
PrologÂ
-- Seragam Putih dan Bayangan Harapan --
Aku masih ingat hari itu.
Hari ketika jas putih pertama kali kukenakan di tubuhku. Bukan jas dokter, bukan pula jas laboran. Ini jas apoteker---yang katanya, simbol keilmuan, integritas, dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat.
Semua orang tersenyum. Kamera berkilat. Bunga-bunga diberikan.
Di podium, dosen favoritku berkata:
"Kalian bukan sekadar pengambil obat dari rak. Kalian adalah penjaga keselamatan pasien. Kalian akan jadi pilar kesehatan masyarakat. Gunakan ilmu kalian, dan jangan biarkan siapa pun mengecilkannya."
Aku percaya.