Mohon tunggu...
M.Farisi Abrar
M.Farisi Abrar Mohon Tunggu... Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN AR-RANIRY

Saya M.Farisi Abrar seorang mahasiswa yang berasal dari sudut barat Indonesia, yaitu Aceh dan tepatnya di Banda Aceh. Saya beranjak dari kota berasalkan Langsa, kota yang penuh kenangan baik suka, duka, dan citanya berkumpul di satu himpunan luas dalam sanubara jiwa. Saya merantau ke Banda Aceh dengan tujuan awal adalah kuliah. Menuntut ilmu, adalah hal yang sangat prioritas dalam perkuliahan ini. Namun, waktu berjalan lambat dan cepat saya banyak persoalan kehidupan yang sudah dilewati dengan berbagai macam tragedi pengalaman pribadi. Semester 4 saya berfikir "apa yang harus kulakukan, dengan banyak persoalan ini bagaimana meluapkan emosi ku". Tepat pukul 2 malam dengan penuh kebingungan saya membuka aplikasi yaitu spotify untuk mendengar musik dari band Payung Teduh, Fourtwnty, Nosstress, dan lain-lainnya. Banyak arti kehidupan yang mereka lontarkan pada lirik musik mereka, dengan multi tafsir yang disajikan kepada pendengarnya saya tergerak untuk membuat sebuah goresan tangan dengan gaya penulisan mereka. Jadi, semenjak malam itu saya sering belajar membuat puisi dan saya kirim ke platform What's App lewat story. Banyak respon positif dari teman-teman saya akan puisi yang terciptakan, hal ini membuat semakin semangat menciptakan puisi. Maka dari itu, sekarang sudah waktunya menebarkan ciptaan saya ke platform yang lebih luas yaitu Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Filosofi Kepompong

16 Agustus 2025   23:46 Diperbarui: 16 Agustus 2025   23:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai baraya.. apakah kalian tau perjuangan
Kepompong sebelum menjadi Kupu-kupu?
Dia bertaruh pada hidupnya untuk melawan
Parasit agar mempunyai kehidupan seutuhnya.

Untuk bisa terbang bebas tanpa batas arah,
Dia melewatinya perlahan tanpa pasti,
Hanya berselimut pupa yang tak bisa bergerak,
Dia berjuang..

Lalu, aku berfikir...
Aku menemukan filosofi baru di hidup...
Dan menamainya "Filosofi Kepompong"...
Dalam kesunyian, dia bangkit...

Lagi dan lagi aku terfikir lagi...
Untuk menjadi manusia se-Utuhnya...
Kita perlu waktu untuk terbangun dari hal fana..
Dan aku hanya ingin ber-Kalimat:

"Kepastian adalah ketidakpastian, dan ketidakpastian akan menemukan kepastian"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun