Mohon tunggu...
Abramovich MarinusSihombing
Abramovich MarinusSihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Saya merupakan Mahasiswa Dari prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Hak Tolak dan Hak Jawab dalam Mewujudkan Keberagaman Opini dalam Media

17 Mei 2023   15:56 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di sisi lain, hak jawab adalah hak yang diberikan kepada individu atau kelompok yang merasa dirugikan atau tidak puas dengan pemberitaan untuk memberikan tanggapan atau bantahan. Ini memungkinkan sudut pandang yang berbeda dan opini yang tidak terwakili dalam pemberitaan awal untuk didengar dan diperhatikan.

Contohnya adalah ketika individu yang menjadi objek pemberitaan merasa bahwa informasi yang disampaikan tidak akurat atau merugikan, dan kemudian mereka menggunakan hak jawab untuk memberikan klarifikasi atau sudut pandang alternatif mereka kepada media yang bersangkutan.

3. Fungsi Koreksi dari Pers

Fungsi koreksi dari pers merujuk pada peran media dalam mengoreksi dan memperbaiki informasi yang salah, tidak akurat, atau tidak benar yang telah disampaikan sebelumnya. Ini melibatkan tanggung jawab media untuk menyajikan informasi yang benar dan melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan atau ketidakakuratan.

Fungsi koreksi memiliki beberapa tujuan penting, antara lain:

1. Menjaga integritas dan kredibilitas media: Dengan mengakui dan memperbaiki kesalahan, media dapat memelihara kepercayaan publik dan menjaga reputasi mereka sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.

2. Membangun hubungan yang transparan dengan pembaca: Dengan secara terbuka mengakui dan memperbaiki kesalahan, media dapat memperlihatkan komitmen mereka terhadap kebenaran dan akurasi, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan pembaca.

3. Mengoreksi dampak negatif informasi yang salah: Jika informasi yang salah telah disebarkan, fungsi koreksi memungkinkan media untuk memperbaiki kesalahan dan memberikan klarifikasi kepada publik, sehingga mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dari informasi yang salah tersebut.

Contoh konkret dari fungsi koreksi pers adalah ketika sebuah surat kabar menerbitkan artikel yang mengandung kesalahan fakta. Setelah menyadari kesalahan tersebut, surat kabar tersebut dapat menerbitkan koreksi yang menjelaskan kesalahan yang telah terjadi dan memberikan informasi yang benar kepada pembaca. 

Koreksi ini mungkin dapat berupa artikel yang ditempatkan di bagian yang sama dengan artikel yang salah, atau bisa juga berupa artikel terpisah yang secara eksplisit menyebutkan kesalahan dan memberikan penjelasan yang benar.

4.Sikap skeptis, Jurnalis Skeptis, Dan dampak jika jurnalis tidak skeptis

Sikap skeptis adalah sikap kritis dan ragu terhadap informasi atau klaim yang disajikan, serta tidak mengambil begitu saja segala sesuatu sebagai kebenaran absolut. Seorang jurnalis harus bersikap skeptis karena itu merupakan prinsip inti dari jurnalisme yang bertujuan untuk mencari kebenaran dan menyajikan informasi yang akurat kepada publik.

Berikut adalah alasan mengapa jurnalis harus bersikap skeptis:

1. Memastikan kebenaran informasi: Dengan bersikap skeptis, jurnalis dapat melakukan verifikasi dan validasi informasi yang mereka terima sebelum disebarkan kepada publik. Hal ini membantu mencegah penyebaran berita palsu atau informasi yang tidak akurat.

2. Mencegah bias dan manipulasi: Sikap skeptis membantu jurnalis untuk tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan pihak lain, serta tidak memihak atau berat sebelah dalam penyampaian informasi. Dengan mempertanyakan dan menggali lebih dalam, jurnalis dapat menghindari bias dan manipulasi dalam pemberitaan.

3. Mengungkap kebenaran yang tersembunyi: Dengan sikap skeptis, jurnalis mendorong untuk melakukan investigasi yang lebih mendalam dan mengungkap fakta-fakta yang mungkin tersembunyi. Mereka tidak puas dengan penjelasan yang sekadar permukaan, melainkan mencari pemahaman yang lebih lengkap dan akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun