"Pok ame-ame belalang kupu-kupu......" Â Itu bagian larik lagu yang biasa dinyanyikan ibu-ibu untuk balitanya. Ada dua jenis hewan yang disebutkan yaitu belalang dan kupu-kupu. Ini tentang si belalang.
Di era tahun 80an daerah Gunung Kidul terkenal sebagai daerah miskin. Ketika sering ditugaskan dinas ke daerah itu, terutama ke daerah Woryantoro dan Pracimantoro  ada pengalaman tentang mencicipi makanan unik. Unik itu memiliki arti tersendiri dalam bentuk atau jenisnya khusus. Makanan yang kami cicipi ini juga khusus yaitu belalang goreng. Rasanya renyah dan gurih.
Pada musim-musim tertentu, di sejumlah daerah di Gunung Kidul atau pun Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitar Wonogiri, Jawa Tengah, Â banyak terlihat pedagang belalang goreng di pinggir jalan. Belalang goreng ini dikonsumsi sebagai camilan atau dijadikan lauk pauk teman makan nasi.
Belalang seperti diketahui merupakan salah satu hama yang dapat merusak tanaman. Belalang  merusak tanaman dengan memakan habis daun tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran hingga berlubang menyisakan tulang-tulang daunnya.
Tetapi sudah lazim di daerah Gunung Kidul ini masyarakat menjadikan makanan yang dikonsumsi, terutama digoreng. Belalang goreng tentu saja merupakan makanan sumber protein dari bahan makanan yang disediakan alam. Â
Jenis belalang yang digunakan ialah belalang kayu yang sering ditemukan di hutan-hutan dan belalang padi yang banyak di sawah-sawah, pada umumnya hewan-hewan itu menjadi hama perusak tanaman. Selain itu ada juga jenis belalang yang tidak dapat dimakan bahkan beracun.
Kelompok belalang atau Orthoptera banyak  jenisnya mungkin sekitar 20 ribuan, yang tersebar di seluruh dunia.