Mohon tunggu...
Abiyyu Zharif Nugroho
Abiyyu Zharif Nugroho Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sastra Arab UI 2013 yang mencoba menulis beberapa opini dan artikel di web ini :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kelas SPII

6 September 2014   04:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari rabu tanggal 3 september 2014 adalah hari pertama saya masuk sebuah kelas matakuliah wajib jurusan yang di sebut SPII (Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia). Kelas ini di adakan untuk internal Jurusan Sastra Arab pada pukul. Kelas SPII di sini di tangani oleh Dr. Apipudin M.Hum.

Kelas yang saya kira akan cukup membosankan karena membahas sejarah ternyata sangat menarik. Yang menyebabkan mata kuliah ini menarik bukanlah pelajarannya, tapi cara Dr. Apipudin M.Hum dalam mengajar di kelas.

Beliau tidak hanya mengajar dengan metode ceramah atau diskusi kelompok dimana kebanyakan Dosen mengajar dengan cara tersebut. Beliau mengajar dengan mengajak mahasiswa untuk aktif bergerak dan membaca.

Dalam Kuliahnya Pak Apipudin mentiadakan UTS dan UAS jika ia merasa tidak perlu, ia menggantinya dengan Paper Berkala, dimana Paper Berkalanya akan di revisi setiap pertemuan. Papernya pun tidak harus sempurna saat pertama kali mengumpulkan. “Tulis saja yang kalian tahu, minimal 1 kalimat.”. Seperti itulah yang dikatakan Pak Apipudin saat mengajar di kelas.

Penilaian Pak Apipudin tidak hanya melalui makalah, tetapi juga melalui catatan. Setiap Mahasiswa diwajibkan mencatat apa yang di anggap penting dalam kelas dan buku catatan tersebut akan diperiksa untuk menambah nilai. Bila kebanyakan mahasiswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dari makalah dan catatan, maka beliau mengadakan ujian tertulis dengan metode open note. Note atau catatan yang boleh di baca saat ujian, hanyalah catatan buatan sendiri dan tidak boleh pinjam dari mahasiswa lain.

Beliau Juga memberikan tugas kepada mahasiswa. Ia memberikan untuk bersilaturahmi ke pesantren-pesantren atau ke lembaga pendidikan yang mengaruskan pesertanya menginap juga belajar agama di sana. Beliau memberikan tugas ini kepada mahasiswa agar mahasiswa tahu dan lebih mengerti pesantren, karena tanpa pesantren maka perkembangan Islam di Indonesia mungkin tidak sepesat dan seluas sekarang ini. Beliau juga member tugas mahasiswanya untuk wawancara dengan kiyai atau pemimpin pesantren tersebut dan mengamati pesantren. Pada akhirnya mahasiswa akan membuat laporan berbentuk makalah tentang tempat tersebut kepada Pak Apipudin sebagai tugas pertama.

Dosen seperti Pak Apipudin membuat kelas yang saya kira membosankan karena akan di penuhi ceramah sejarah, menjadi menyenangkan dan menarik bagi mahasiswa. Bila Banyak dosen seperti Pak Apipudin kegiatan belajar mengajar di kampus tidak akan terasa hambar dan membosankan karena banyak sekali hal yang bisa mahasiswa temukan dengan cara yang berbeda dalam kuliah dan tugasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun