Pada sisi lain, industri perbankan sendiri berharap CBDC bisa segera menggantikan uang fisik. Pertimbangannya adalah efisiensi pembayaran, inklusi keuangan, dan keamanan pembayaran, demi menjaga ketahanan perbankan.
Jelas sudah, dengan terintegrasinya konsep CBDC atau digital rupiah melalui BPSI, perekonomian digital bisa semakin tumbuh dan berpengaruh positif terhadap keutuhan ketahanan perbankan.
Visi 2045
Bukan sekali-dua kali Pak Jokowi menekankan soal pentingnya percepatan pembangunan SDM dan teknologi. Nah, di sektor keuangan, CBDC salah satu titik tolaknya.
Selain bisa memperluas dan mempercepat inklusi keuangan, eksplorasi penerbitan digital rupiah ini bak pembuktian. Seolah mempertegas bahwa bangsa Indonesia menolak menjadi 'katak dalam tempurung'.
Sebaliknya, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi ini, Indonesia justru memasang target menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045, dan mampu masuk sebagai lima besar negara kekuatan ekonomi dunia.
Dari sinilah CBDC diharapkan bisa memenuhi kriterianya sebagai pengganti uang fisik. Bisa menjadi aset digital yang praktis, dan sudah tentu bisa diakses oleh masyarakat luas. Penerbitannya pun harus dipastikan tidak mengganggu stabilitas moneter maupun sistem keuangan. Sebab itulah Proyek Garuda ini perlu dikaji dan diuji secara seksama serta berkesinambungan.
Ya, perkembangan teknologi adalah keniscayaan. Jika tidak beradaptasi, siap-siap digerus zaman.Â
Begitupula hubungan sepasang kekasih, jangan sampai ketinggalan zaman, eaaa...