Mohon tunggu...
Abi Priambudi
Abi Priambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi

Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Semarang Pegiat Alam Baik, Jujur, dan Sabar Hidup Tentang Belajar dan Berproses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revitalisasi Semangat Literasi di Tengah Pandemi

16 Mei 2020   12:50 Diperbarui: 16 Mei 2020   12:48 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nathancahillmusic.com

Kebanyakan dari kita beranggapan membaca teks yang terlalu panjang cukup membosankan. Kemudian ditambah dengan banyaknya individu yang lebih senang membaca buku atau tulisan yang ada gambarnya. Hal seperti itu perlu dievaluasi. Kita harus merekonstruksikan kembali budaya literasi. Di sisi lain ada berita baik yang datang yaitu budaya literasi kian berkembang. Hal tersebut merupakan dampak positif adanya pandemi yang menciptakan kebiasaan membaca dapat intensifkan dan menjadi budaya.

Dengan membangun budaya membaca teks atau buku kegemaran yang menyenangkan. Seperti novel atau majalah, semakin lama kita membaca akan semakin dalam untuk kita mencari tahu dan kritis akan hal lain, yang nantinya membuat kita lebih tertarik mengkonsumsi bacaan yang lebih berat. Konsumsi bacaan dengan rutin akan membantu kita menguasai perbendaraan kata, mudah mendefinisikan teks yang memiliki makna tinggi, hingga menjadi pribadi yang selalu kritis dalam menerima pengetahuan atau wawasan baru.

Penalaran yang baik akan membuat diri menjadi lebih bijak dan dewasa dalam menghadapi situasi atau kondisi tersulit. Perlahan tapi pasti peningkatan dalam dunia literasi akan dapat tercapai. Proses tersebut perlu dilatih pada setiap individu. Jangan sampai rasa malas membaca terus mendarah daging. Oleh sebab itu, kesadaran membaca perlu di revitalisasi kembali.

Memupuk kesadaran untuk terciptanya semangat dalam ber-literasi butuh proses dan pengalaman. Proses yang dimaksud adalah waktu seseorang untuk dapat fokus dan hobi membaca atau menulis, sedangkan pengalaman adalah ketika seseorang merasakan atau sadar akan pentingnya literasi. Lingkungan yang berperan membentuk kesadaran, dengan di bantu oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri. Percikan semangat dari diri sendiri mampu membakar gelora semangat literasi. Potensi yang ada harus di maksimalkan dengan baik.

Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin minat baca dan tulis di negara Indonesia akan meningkat drastis. Menulis dan membaca di saat kondisi memaksa kita di rumah dapat menjadi aktivitas menarik dan efektif. Kegiatan positif tersebut di hasilkan dari dampak negatif wabah penyakit. Secara garis besar segala kegiatan positif pasti bermanfaat dan membuat hidup kembali bergairah serta optimisme selalu membara. Apalagi dengan giat literasi mampu berkontribusi menekan angka penyebaran pandemi covid-19.

Turut sukseskan program social distancing mapun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dibuat pemerintah. Peluang untuk menciptakan hidup harmonis dan indah dengan di rumah dapat berjalan optimal. Semoga semangat dalam literasi tidak hanya diterapkan selama pandemi covid-19, tetapi bisa terus digiatkan seterusnya. Dengan membaca dan menulis dapat mengembangkan pola pikir dan memperluas cakrawala pengetahuan, Pengetahuan yang luas membuat pribadi menjadi lebih bijak serta mampu subjektif dalam menerima perspektif dan opini yang beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun