Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Embun dari Cahaya

26 April 2018   14:54 Diperbarui: 26 April 2018   14:55 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah dusta yang engkau tumpuk dan kumpulkan
Berbaur dengan khianat yang engkau beri hiasan
Dipupuk acuh yang engkau kirim dan sampaikan
Merekahkan kembang dosa subur bermekaran

Dan ingatlah saat Ia menopangmu kala engkau jatuh
Saat Ia memberimu kala engkau butuh
Waktu Ia menghiburmu kala engkau sedih
Waktu Ia mengelusmu kala tangis merepih

Adakah engkau dapati Ia pergi
Meninggalkanmu mencipta elegi
Setelah engkau lakukan seluruhnya
Setelah engkau lakukan semaunya

Adakah Ia rehat meski sejenak
Tidak...
Tak sedetikpun Ia beranjak
Tak sekedip pun Ia lengah
Menjaga tanpa lelah
Menampung semua kesah

Bahkan Ia menunggumu dengan setia
Menantimu kembali bersama hati
Untuk membasuhmu kala itu terjadi
Menyucikanmu dengan embun dari cahaya

Maka ingatlah, meski hanya sebentar
Demi waktu yang tak lagi dapat diputar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun