2. Masih kurang adanya katalog penerbitan, dengan demikian informasi update bahan pustaka tidak diketahui
3. Prosedur pembayaran yang ruwet baik dengan mata uang negara atau asing
4. Terkendala administrasi, biasanya jika membeli dari luar negeri. Bisa kena pajak, proses melalui beacukai membuat lama
5. Khusus di Indonesia, penyebaran penerbit yang tak teratur. Banyak penerbit yang berada di pulau Jawa sehingga proses pendistribusian kurang merata dan ditambah lagi ongkos kirim. Via udara lagi mahal-mahal nya ni bro, cargo pesawat
Adapun tukar-menukar untuk mendapatkan koleksi dalam proses pengembangan koleksi perlu banyak pertimbangan. Pertimbangan utama pasti bagaimana BP yang didapat bisa mendukung keperluan lembaga/instansi Perpustakaan terkait.Â
Keunggulan cara pengadaan ini adalah Perpustakaan dapat menghemat biaya pengeluaran. Dengan adanya tukar-menukar antar Perpustakaan diharapkan kedua Perpustakaan terkait bisa saling mengisi kekurangan. Walaupun pertimbangan juga bukan hanya dari segi koleksi nya. Tersendatnya tukar-menukar biasanya tidak sinkron nya kepentingan kedua belah pihak.
Yang terakhir yaitu hadiah. Dalam hadiah ada dua hal kemungkinan yang terjadi yaitu :
1. Hadiah atas permintaan
Hadiah atas permintaan berarti memang Perpustakaan yang mengajukan surat permohonan agar mendapatkan koleksi bahan pustaka yang dibutuhkan. Kelebihan yang satu ini ialah bahan pustaka yang diberi biasanya banyak sesuai dengan permintaan/kebutuhan Perpustakaan yang mengajukan.Â
2. Hadiah bukan permintaan
Yang kedua ini terjadi tanpa adanya permintaan. Untuk yang pertama kali pasti nya Perpustakaan yang diberi memberikan ucapan terima kasih, lalu mensortir koleksi yang diberi. Penyortiran dimaksudkan agar bahan pustaka yang diberi memang sesuai dengan kebutuhan pengembangan koleksi perpustakaan. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain.Â